Bedah Buku “Homiletika Karya Pdt. Yohanes Sihombing ”: Khotbah Bukan Sekadar Bicara, Tapi Pelayanan yang Mengubah Hidup

Liputan
Bagikan:

T3lusur Bekasi – Bedah buku berjudul “Homiletika” karya Pdt. Dr. Yohanes Sihombing, M.Th. Acara ini menjadi bagian penting dari tema besar kegiatan, “Kepemimpinan Baru dalam Jurnalistik Meningkatkan Kualitas dan Dampak.”. Di mana bedah buku tersebut mengawali pelantikan dan rapat kerja daerah Pewarna Jawa Barat bertempat di STT Mahanaim Bekasi Jawa Barat, Jumat 7 November 2025.

Dalam sesi bedah buku, Pdt. Yohanes menjelaskan bahwa Homiletika bukan sekadar teori berkhotbah, tetapi merupakan cabang teologi praktis yang menghubungkan Firman Tuhan dengan kehidupan nyata jemaat. “Homiletika berasal dari kata Yunani homiletikos yang berarti berbicara atau menyampaikan pesan, dan logos yang berarti firman. Jadi hakikatnya, homiletika adalah seni dan ilmu menyampaikan Firman Allah dengan setia dan penuh kuasa Roh Kudus,” paparnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa homiletika memiliki tiga dimensi penting: ilmiah, seni, dan rohani. Secara ilmiah, homiletika membekali pengkhotbah dengan teori dan metode penafsiran yang benar. Secara seni, ia menuntut kreativitas dalam penyusunan bahasa dan ilustrasi. Namun yang terpenting, secara rohani, khotbah adalah buah dari perjumpaan pribadi dengan Allah — bukan sekadar retorika manusia.

“Homiletika adalah jembatan antara teks Alkitab dan realitas hidup jemaat,” ujar Pdt. Yohanes. “Khotbah yang hidup bukan hanya didengar, tetapi mengubahkan hati dan tindakan pendengarnya. Karena itu, pengkhotbah sejati harus terlebih dahulu hidup di bawah kuasa Firman yang ia sampaikan.”

Dalam paparannya, Pdt. Yohanes juga menguraikan tiga tujuan utama homiletika: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan kognitif membekali pengkhotbah agar mampu menafsirkan teks secara benar dan berpusat pada Kristus. Tujuan afektif membentuk hati dan kepekaan rohani pengkhotbah, agar setiap khotbah lahir dari doa dan ketergantungan pada Roh Kudus. Sedangkan tujuan psikomotorik melatih keterampilan komunikasi, baik verbal maupun nonverbal.

BACA  PDRIS Resmi di Notariskan sebagai Partai Bernafaskan Kristiani

Ia juga menyoroti persoalan serius yang dihadapi dunia pelayanan masa kini: krisis integritas pengkhotbah. “Banyak mimbar kehilangan kuasanya karena disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Homiletika mengingatkan kita bahwa khotbah bukan tempat menunjukkan kemampuan berbicara, tapi wadah untuk menyampaikan pesan Tuhan dengan hidup yang kudus,” tegasnya.

Sesi bedah buku ini disambut antusias oleh para peserta, termasuk wartawan-wartawan Kristen dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka menilai bahwa topik ini sangat relevan dengan dunia jurnalistik, karena sama-sama menuntut kejujuran, ketulusan, dan tanggung jawab moral dalam menyampaikan pesan kepada publik.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelantikan pengurus Pewarna Indonesia Jawa Barat oleh Ketua Umum Yusuf Mujiono dan Sekretaris Jenderal Ronald Stevly Onibala, serta sambutan-sambutan dari tokoh Kristen seperti Pdt. Dr. Andy Markus, M.Th dan Pembimas Kristen Kota Bekasi, Bapak M. Manik. Melalui kegiatan ini, Pewarna Indonesia diharapkan terus menjadi sarana pewartaan kebenaran dan terang Kristus di tengah masyarakat.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *