T3lusur.com Jakarta Hadir dalam bedah buku Novel karangan Padmono SK dengan judul Injil Maria Magdalena, Yudas Iskariot dan Kemersiasan Yesus di mana Pendeta Silvana memberikan catatan kritisnya terkait cover atau gambar sampul buku yang digambrakan Maria menunduk yang tentu sangat kontradiksi dengan isi buku sendiri yang terlihat Maria Magdalena itu sebagai perempuan yang kuat dan aktif bukan Maria yang penurut dan ini bisa memilih cover dengan sosok Maria yang matanya menatap ke depan bahkan mendongak ke atas.
Namun demikian judul sendiri sangat menarik sehingga membuat t orang pengen membacanya. Silvana juga mengapresiasi terkait tulisan dalam buku ini di mana sosok Maria Magdelena sebagai figur kunci yang selama ini jarang di bahas tetapi lewat buku ini peran Maria Magdalena sangat menonjol. Di mana sebagai teologi feminis, Silvana melihat banyak teolog patrialki bersikap tidak adil pada Maria Magdalena. Hal ini didasari dari lensa yang lebih mengutamakan pattiaki, karena semata melihat tidak setuju pada perempuan yang lebih kuat
Lebih lanjut Silvana merasa, bahwa Maria Magdalena tak nakal nakal amat sedangkan banyak yang memandang bahwa Maria Magdalena nakal karena dari perspektif kaum laki laki. Kembali pada buku Injil Maria Magdalena ini Silvana memuji bahwa penulis berhasil dalam upayanya mentriger berpikir kritis untuk menafsirkan Injil. Gagasan Maria Magdelena sebagai tokoh central yang menjadi perdebatan lewat buku dan sangat beruntung buku ini mengangkat peran Maria Magdelena.
Sebelumnya Padmono SK mencoba menjelaskan tentang ikwal buku ini kenapa di beri judul Injil karena disitu mewartakan kabar baik tentang keselamatan itu sendiri. Kalau kemudian memilih menulis dalam bentuk novel karena di dalamnya adalah sebuah pemikiran imajiner diirinya dalam memahami Injil yang ada terutama sosok Maria Magdalena.
“Tulisan buku saya ini sekalipun imajiner tetapi saya lakukan riset dari berbagai tulisan dan tentu Alkitab itu sendiri artinya bentuk fiksi tetapi bukan fiktif”, tukas Padmono mengawali pemaparan bukunya.
Untuk itu buku Injil Maria Magdalena, Yusah Iskariot dan Kemesiaan Yesus ini diharapkan menjadi trigger agar jemaat kritis dalam membaca dan memahami Injil.
Robert Sitorus sekretaris umum YKI in I memberikan kata pengatarnya terkait buku Injil Magdelana ini dan Robert menyambut baik bedah buku tersebut sebagai memperkaya pemahaman imannya kepada Yesus Kristus.
“Biarlah dengan digelarnya bedah buku ini akan memberikan kekayaan iman yang menguatkan kehidupan sehari-hari,”Ujar Robert.
Sedangkan Yusuf Mujiono Ketua Umum Pewarna dalam sambutannya mengajak agar diskusi tentang buku bisa diselenggarakans ecara rutin bentuk bagaimana membangun literasi kepada masyarakat dan generasi selanjutnya.
Bedah buku yang juga menghadirkan Pdt Gomar Gultom mantan ketua umum Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI) ini sendiri diselenggarakan Yayasan Komunikasi Indonesia dan bekerjasama dengan Persatuan wartawan Nasrani Indenosia (Pewarna).