T3lusur.com Jakarta Ketua umum DPP Forum Santri Indonesia (FOKSI) Muhamad Natsir Sahib meresponi adanya konggres mahasiswa dan pemuda Indonesia (KMPI) yang digelar di Balroom University Traning Center (UTC) Universitas Jakarta, Senin yang lalu.
Dalam kongres yang mengundang beberapa pembicara salah satunya Ubedilah Badrun, S.Pd., M.Si. (lahir 15 Maret 1972) adalah akademisi, analis sosial politik, dan aktivis gerakan mahasiswa dan pendiri FKSMJ 1996.
Di mana kongres tersebut Ubedilah Badrun mengatakan, tujuan dilaksanakan KMPI adalah karena kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.
“Berbagai persoalan serius telah terjadi. Dari soal demokrasi yang mundur, korupsi yang merajalela, lingkungan yang rusak, kondisi hak asasi manusia yang mundur, dunia pendidikan yang stagnan, dan masa depan generasi Z yang dirusak rezim,” kata Ubedilah seperti yang dimuat de media era.id.
Terkait pernyataan Ubedilah tersebut Muhamad Natsir Sabtu 12/10/2024 di Jakarta mengatakan bahwa di negara hukum semua bisa berpendapat namun harus sesuai hukum dan fakta yang berlaku. Seperti apa yang disangkakan Ubedilah adanya kerusakan yang dilakukan rezim yang disampaikan di depan mahasiswa.
“Apabila gerakan yang dilakukan untuk hal yang bertentangan dengan hukum dan menjual idealisme mahasiswa untuk kepentingan pribadi dan mengatasnamakan keadilan itu bisa dikatakan tindakan tak bermoral dan sangat merugikan”, imbuh Cak Natsir Sahib.
Sebagai Negara Hukum sudah seharusnya kita berkomitmen menegakkan hukum yang berlaku, maka jika ada dugaan pelanggaran hukum, sebaiknya Ubedilah bisa membawanya ke pihak penegak hukum.Kenapa, karena negara kita sudah memiliki mekanisme hukum yang lengkap bukan negara suka suka.
“Ubedilah ini selalu mencari sensasi padahal gerakannya adalah gerakan politik yang dilakukan oleh kelompok yang tak bertanggung jawab nyatanya Ubedilah ini bagian dari Kelompok sakit hati karena kalah pilpres. Dan kebencian Ubedilah pada Presiden Jokowi adalah kebencian yang tak mendasar dan hanya sebagai gerakan politik murahan”, tandas Muhamad Natsir serius.
Seperti saat tu lanjut Cak Natsir Sahib Ubedilah juga pernah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK namun bukti dan tuduhannya ditolak KPK, apa itu bukan bisa dikatakan fitnah.
“Sejak awal sudah berusaha mengingatkan jangan bawa gerakan kampus keranah politik praktis apalagi jual mahasiswa. Kampus Harus berpolitik kebangsaan bukan politik kepentingan”, tegas cak Natsir Sahib
Harapan Cak Natsir bahwa pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang Sah di depan mata ayo kita bersama sama membangun Indonesia Maju sukseskan transisi kepemimpinan nasional dan berjibaku mewujudkan Program Nyata Prabowo Gibran.