Oleh ; Riskal Arief, S.Sos
T3lusur.com Jakarta Indonesia, dengan posisi geografisnya yang strategis sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi maritim yang sangat besar. Luas wilayah laut yang mencapai lebih dari dua pertiga dari total wilayah Indonesia menjadikan sektor maritim sangat penting, baik dalam konteks ekonomi, keamanan, maupun geopolitik. Oleh karena itu, kepentingan maritim nasional Indonesia tidak hanya mencakup pemanfaatan sumber daya laut, tetapi juga keamanan maritim dan kerja sama internasional dalam pengelolaan laut.
Potensi ekonomi yang ada di sektor maritim mencakup sektor perikanan, pariwisata bahari, transportasi laut, dan energi kelautan. Sumber daya perikanan Indonesia, sebagai salah satu yang terkaya di dunia, memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2022), sektor perikanan Indonesia menyumbang sekitar 7% dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, sektor pariwisata bahari seperti di Bali dan Raja Ampat juga terus berkembang dan berpotensi besar untuk menyumbang devisa negara. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Masih terdapat tantangan berupa minimnya infrastruktur pelabuhan dan ketergantungan pada teknologi asing. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan di sektor ini.
Dalam konteks keamanan, Indonesia menghadapi tantangan berupa ancaman perompakan, penyelundupan, dan pencurian ikan yang merugikan negara hingga miliaran dolar setiap tahunnya. Laut Indonesia, terutama Selat Malaka, merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia dan rentan terhadap berbagai ancaman keamanan. Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia telah aktif menjalin kerja sama internasional melalui organisasi seperti ASEAN dan Indian Ocean Rim Association (IORA).
Di sisi lain, pengembangan kapasitas maritim juga melibatkan peningkatan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan. “Penguatan SDM menjadi faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono (2022). Pendidikan dan pelatihan bagi nelayan dan pelaku industri kelautan tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga penting untuk membuka peluang memajukan kesejahteraan mereka.
Untuk mencapai visi sebagai Poros Maritim Dunia, Indonesia perlu memperkuat kerja sama internasional dan terus mengembangkan kapasitas di sektor maritim, baik melalui peningkatan infrastruktur, teknologi, maupun SDM. Upaya kolektif ini akan memastikan bahwa kekayaan maritim Indonesia dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks inilah maka kita patut bersyukur ada sosok Rosihan Arsyad yang memiliki visi ke depan mengenai kepentingan maritim nasional dan pengembangan kapasitasnya. Visi tersebut dituangkannya ke dalam sebuah buku berjudul “Indonesia’s Maritime Interest, Cooperation and Capacity Building”, dan kita berkesempatan untuk berdiskusi dan menggali lebih dalam tentang kepentingan maritim kita dalam peluncuran buku tersebut, yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 September 2024, di Auditorium Perpustakaan Nasional Indonesia di Jakarta. Acara ini menjadi momen penting untuk membahas visi dan misi strategis dalam pengelolaan kepentingan maritim Indonesia di masa depan.
Acara ini diselenggarakan oleh Nusantara Centre dan akan dihadiri oleh narasumber-narasumber terpilih yang akan memberikan perspektif mendalam terkait tema maritim, yaitu Rosihan Arsyad, penulis buku; Surya Wiranto, dosen Universitas Pertahanan (Unhan); Dani Setiawan, Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI); dan Ali Saleh, pakar maritim nasional.
Mari kita berdiskusi dan saling bertukar pikiran dalam acara ini, agar kita dapat lebih memahami pentingnya kerja sama maritim dan pengembangan kapasitas yang menjadi pilar utama dalam meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia menyongsong Indonesia Emas 2045.(*)
Penulis adalah Pimpinan Redaksi