Oleh : Dedi Setiadi (Dekan Fakultas Komputer UMHT)
T3lusur.com Jakarta Di era digital yang serba cepat ini, narasi kebudayaan mengalami transformasi mendalam. Teknologi telah mengubah cara kita menceritakan dan mengkonsumsi cerita. Ia membawa tantangan baru sekaligus membuka peluang yang belum pernah ada sebelumnya. Mari kita telusuri bagaimana perubahan ini mempengaruhi kebudayaan kita dan apa artinya bagi masa depan narasi budaya.
Tantangan 1: Erosi Tradisi.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah erosi tradisi. Dengan munculnya platform digital dan media sosial, narasi kebudayaan yang dahulunya diturunkan secara lisan atau melalui media cetak kini tergantikan oleh konten yang lebih cepat dan viral. Tradisi yang telah berusia ratusan tahun sering kali tidak dapat bersaing dengan arus informasi yang deras di dunia maya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa nilai-nilai dan cerita tradisional mungkin akan hilang atau terdistorsi seiring dengan perubahan teknologi.
Tantangan 2: Homogenisasi Budaya.
Selain itu, digitalisasi juga berkontribusi pada homogenisasi budaya. Dengan akses global ke internet, konten budaya dari berbagai belahan dunia menjadi mudah diakses dan sering kali diadaptasi tanpa mempertimbangkan konteks lokal. Ini bisa mengakibatkan penggabungan budaya yang kurang memperhatikan keunikan masing-masing, menciptakan budaya global yang seragam dan mengabaikan kekayaan diversitas lokal.
Peluang 1: Penyebaran dan Aksesibilitas
Era digital itu membawa peluang besar. Aksesibilitas adalah salah satu keuntungan utama. Sekarang, cerita dan tradisi dari berbagai budaya dapat dibagikan dan diakses dengan mudah oleh orang di seluruh dunia. Ini tidak hanya memungkinkan pelestarian yang lebih baik dari kebudayaan minoritas tetapi juga memfasilitasi pertukaran budaya yang lebih luas dan inklusif.
Peluang 2: Inovasi dalam Penyampaian
Teknologi juga membuka peluang untuk inovasi dalam penyampaian narasi. Media digital seperti podcast, video, dan aplikasi interaktif memungkinkan bentuk-bentuk baru dalam menceritakan cerita. Ini memberikan kesempatan bagi kreator budaya untuk bereksperimen dengan format dan gaya yang tidak mungkin dilakukan dalam media tradisional, menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan pengalaman yang lebih imersif.
Kesimpulannya, meskipun transformasi narasi kebudayaan di era digital menghadapi berbagai tantangan, seperti erosi tradisi dan homogenisasi budaya, ada juga peluang besar untuk penyebaran yang lebih luas dan inovasi dalam penyampaian. Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk melestarikan dan merayakan kebudayaan sambil terus mengembangkan narasi yang relevan di zaman digital ini.
Narasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang tantangan dan peluang yang dihadapi dalam transformasi narasi kebudayaan di era digital, serta bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi dan menguntungkan kebudayaan Indonesia di masa depan.(*)
Penulis adalah (Dekan Fakultas Komputer UMHT)