T3lusur.com Banten Meski tak jelas apa yang harus dimaafkan dan dimintakan permaafan itu, toh melalui kartu ucapan Lebaran secara khusus maupun yang kini cukup melalui media elektonik, disampaikan juga nyaris tak kalah banyak dengan yang dianggap perlu untuk dikirim dibanding dengan ucapan permohonan maaf yang diterima. Begitulah tradisi Umat Islam yang khas di Indonesia, karena belum ada fenomena serupa yang terjadi di negara lain yang meyakinkan bila tradisi unik ini sedang menuju budaya yang semakin kukuh.
Setidaknya, tradisi bermaaf-maafan serupa itu telah berlangsung lama di Indonesia, tanpa pernah diketahui persis kapan awal mulanya dimulai. Sama halnya dengan kesalahan apa yang mesti dimaafkan dan dosa apa harus dimintakan permaafannya itu, tidak lagi menjadi sesuatu yang penting. Karena yang lebih utama meminta maaf atau memberi maaf atas suatu kesalahan yang mungkin sudah terlanjur dilakukan pada wajtu yang lalu.
Sikap ugahari serupa ini persis seperti ttadisi yang masih tersisa di kampung kami dahulu, saat bulan ramadhan — terutama pada waktu mal takbiran, saling berbagi makanan yang khas dan spesial dibuat untuk menyambut lebaran berkirim kudapan khas atau yang spesial kepada saudara dan tetangga ysng ada di sekitar tempat tinggal. Tradisi serupa ini — seperti hal bermaaf-maafan atau dalam acara khusus semacam halal bi halal — jelas beranjak dari praduga yang baik, agar saudara dan tetangga terdekat dapat ikut menikmati suasana lebaran yang menandai usainya ibadah puasa selama bulan ramadhan.
Gulai yang khas yang terbaik dan terenak, itulah yang dibagikan kepada saudara dsn tetangga di sekitar rumah. Bahkan tak jarang untuk suadara yabg dianggap paling tua ternasuk tokoh agama yang dikagumi biasa tak luput untuk dikirimi makanan yang dibuat khusus untuk menyambut hari lebaran.
Istilah untuk lebaran itu sendiri pun, tak dirasa perlu untuk dipersoalkan, bukan karena istilah lebaran itu merupakan bagian dari para penelisik sejarah, tetapi yang lebih urgen adalah prasangka baik dan itikat baik itu dapat dinikmati semacam bagian dari laku spiritual yang asyik serta mendatangkan rasa kepuasan tersendiri bagi pelakunya.
Begitu juga titah langit yang mengharuskan saat menjelang ibadhah puasa usai dilaksanakan selama sebukan penuh itu, ada kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah bagi setiap orang seperti zakat mal bagi mereka yang memiliki harta kekayaan. Jadi, jelas kesadaran dan keikhlasan berbagi serupa itu dalam tuntunan dan ajaran Islam agar setiap orang yanf melakukan dengan kesasaran dan keikhlasan, supaya tidak pelit, tidak tamak dan tidak rakus serta memiliki rasa kepedulian yang terpelihara dengan baik sebagai makhluk yang donobatkan oleh Tuhan sebagai khalifah — wakil Allah — di bumi.
Karena itu, acara halal bi halal — bersilaturahmi seusai ibadhah puasa selama bulan ramadhan, bukan untuk unjuk kekayaan atau kemewahan, tetapi patut dilakukan dengan sepemuh hati, sebagai ekspresi dari rasa syukur, memilihara rasa persaudaraan dan perkawanan serta solidaritas melalui silaturrahmi lewat acara oven house atau halal bi halal yang penuh keriangan dan keakraban unruk menjaga halinam dari ikatan persaudaraan maupun perkawanan.Jacob Ereste
Banten, 10 April 2024