T3lusur.com Jakarta Pandangan bahwa generasi muda yang minat berpolitik lalu bergabung ke dalam partai politik relatif sedikit. Mereka ini cenderung memilih menjadi golput dalam pemilu, ternyata beberapa studi cenderung menganggap pandangan tersebut keliru. Karena kaum muda dinilai adalah kelompok yang paling peduli terhadap sejumlah isu politik. Pendapat senada juga disampaikan Dating Palembangan Sekretaris Jendral Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), bahwa anak -anak muda justru banyak yang tertarik bahkan terjun ke ranah politik hingga politik praktis imbuhnya Ketika ditemui di sebuah resto di kawasan Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Dating melihat bahwa ada perbedaan politik anak muda yakni terletak pada model partisipasi. Bentuk partisipasi politik generasi muda kini cenderung menunjukkan perubahan yang cukup prinsipil dibanding generasi pendahulu.
Jika pada masa lalu bentuk partisipasi politik lebih bersifat konvensional dan cenderung membutuhkan waktu lama, misalnya aksi turun ke jalan melakukan demonstrasi atau boikot, tindakan politik generasi muda dewasa ini dipandang sebagai sesuatu yang “baru” karena tidak pernah terjadi pada masa lalu. Contohnya adalah partisipasi politik melalui lewat gencarnya media melalui internet dan media sosial.
Lanjut Dating Palembangan yang lama berkiprah di organisasi kepemudaan antaranya pernah menjadi ketua umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), pengurus cabang GMKI Makasar Sulawesi Selatan ini, melihat mahasiswa di kampus-kampus berjalan dengan normal-normal saja demikian juga organisasi-organisasi kemasyarakatan juga cenderung aman dan damai.
Kondisi ini lanjut Dating menandakan bahwa alam demokrasi Indonesia menuju tingkat kecerdasan bukan pada tataran emosional lagi, tetapi mereka sudah banyak melihat hal-hal yang secara matang untuk mendasari mereka bertindak.
Tindakan anak-anak muda lebih didasari dengan pemikiran-pemikiran positif semua itu terlihat bagaimana cara menyikapi dan menyambut pesta demokrasi di tahun 2024. Menariknya saat ini semua yang menyangkut politik kebangsaan diselesaikan dengan cara konstitusi lewat demokrasi
Kesadaran anak-anak muda dalam politik ini menurut aktivis gereja Toraja ini tidak terlepas dari edukasi-edukasi lewat peran media yang semakin banyak memplubikasikan tentang perpolitikan di Indonesia, sehingga mereka anak-anak muda memiliki referensi yang banyak tentang politik Indonesia.
Kaum intelektual bangsa di dalam berpoliik, tandas Dating lebih mengedepankan cara berpikir dan daya nalar yang konstruktif, bahwa sebagai Indonesia negara yang demokratis saat ini dan kondisi ini perlu kita pelihara. Dan anak-anak muda memiliki cita-cita bahwa Indonesia masa depan akan menjadi suatu bangsa yang besar agar Indonesia menjadi barometer berdemokrasi di tingkat internasional.
Lanjutnya, bukti ketertarikan anak-anak muda dalam politik jika kita lihat saat ini, sudah banyak mereka mengambil peran dengan terlibat menjadi calon legislative, sekalipun mereka baru bermain ditingkat-daerah seperti di Kabupaten/kota dan propinsi.
Langkah mereka, menurut Dating yang juga pernah terlibat aktif di PIKI ini, anak-anak muda yang mengambil peran masuk politik praktis ditingkat local, menurutnya mencari pengalaman dan kematangan dalam politik. Dengan bermain di tingkat daerah mereka sedang membangun basis masa di akar rumput.
Untuk itu Dating menyarankan pemuda yang terlibat dalam politik praktis agar tetap mengedepankan peran ide atau gagasan, dengan demikian lambat laun di masyarakat akar rumput bertumbuh kembang di tingkat kecerdasan lewat pemikiran-pemikiran dari anak-anak muda yang bersentuhan langsung dengan masyarakat wilayah kabupaten maupun propinsi.
“Saya percaya mereka anak-anak muda mempunyai harapan besar dan waktu yang panjang untuk berperan dalam memajukan negeri ini melalui partai-partai politik, dan saya tahu bahwa negara ini di bangun melalui keputusan-keputusan politik”, tandas pria yang kalem ini.
Lebih tegas Dating mengatakan bahwa semua keputusan kenegaraan melalui politik melalui keputusan politik, baik tingkat pusat maupun propinsi dan kabupaten/kota. Meyikapi politik beaya tinggi, namun sekali lagi untuk mengatasi tersebut anak-anak muda harus tetap mengedepankan politik gagasan dengan tetap mengendepankan bahwa negara ini negara besar, negara Tunggal Ika dengan falsafah hidup Pancasila dan inilah yang harus tetap terjaga sebagai modal dalam berpolitik.
Selanjutnya perlu terus belajar wawasan kebangsaan, anak -anak muda dari waktu ke waktu semacam internalisasi kebangsaan bagi setiap generasi muda, sehingga apapun yang dihadapi bangsa kita tetap berpegang kokoh karena di setiap genarasi muda sudah ada internalisasi nilai-nilai kebangsaa di negara kesatuan Republik Indonesia.
Bagi sebagaian anak -anak muda yang belum tertarik bahkan pasif terhadap politik, Dating menyarankan agar melalui media-media perlu terus digencarkan akan pentingnya politik, sehingga mereka mendapatkan edukasi tentang politik. Anak-anak muda perlu menyadari tentang dunia politik, karena sekali lagi semua aturan dan undang-undang dan produk kenegaraan semua melalui keputusan politik. Terlepas mau bergabung di partai politik manapun, pungkasnya.