Namaku Pengungsi

Terkini
Bagikan:

T3lusur Jakarta Beredar sebuah tayangan Youtube yang menggambatkan suasana masyarakat menuruni sebuah lereng dan menyeberang ke sungai. Kemudian dalam youtube tersebut juga terlihat pihak aparat siap dengan senapannya bahkan beberapa kali menembakkan senapannya ke atas. .

Terkait dengan tayangan tersebut yang ada terselip kisah anak  lelaki Papua yang diberi nama Pengungsi, Menyikapi tayangan tersebut Pendeta Ronny Mandang dalam siaran persnya mengatakan bahwa  Papua Tanah Injil, Papua Tanah Damai, tetapi hingga saat ini di berbagai wilayah pegunungan Tanah Papua masih terjadi konflilkkekerasan bersenjata, yang gilirannya menyasar korban masyarakat sipil di Tanah Papua yang tidak berdosa.

Kekerasan demi kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah di Papua, sebaliknya hanya menciptakan korban, ketakutan dan pengungsi. Rakyat Tanah Papua, yakni Orang Asli Papua karenanya harus lari bersembunyi ke hutan-hutan dan pengunungan karena kampungnya diduduki aparat.

Dengan situasi ini Pendeta Ronny mengharpakan agar pemerintah sebaiknya siap berdialog dengan unsur pimpinan-pimpinan gereja di Tanah Papua, duduk bersama mendengar langsung dari tokoh-tokoh gereja di Tanah Papua, untuk mencari jalan terbaik atas beragam masalah kelerasan yang terus terjadi bahkan menambah jumlah korban jiwa melayang sia-sia dari berbagai pihak.

“Hentikan berbagai pengejaran yang menyasar pada Orang Asli Papua yang tidak berdosa, apapun alasannya. Semakin banyak pengungsi yang mengungsi di tanahnya sendiri Papua, semakin sulit mencari titik temu untuk berdialog”, tandasnya.

Seperti apa yang beredar di Media sosial youtube hari ini, 8/8/2023, menampilkan judul “nama saya Pengungsi” gambar dari masyarakat sipil yang harus lari tinggalkan kampung Aitrem, Distrik Aifat Timur, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Daya yang mengungsi ke hutan-hutan karena kampungnya dipakai aparat, dan ini sudah sering terjadi jika dikaitkan dengan para pengungsi yang ketakutan.

BACA  Gubernur Papua Bentuk Tim Hukum Untuk Keadilan, Demokrasi, dan HAM di Tanah Papua

Salah satu tampilan di berita pengungsi dari kampung Aitrem, adalah anak yang diberi nama “Pengungsi”. Tidak tahu apa alasannya anak ini disebut “Pengungsi” yang pasti anak ini lahir disaat pengungsian terjadi. Jika Pemerintah berkali-kali berkata, penyelesaian masalah Papua dilakukan melalui “pendekatan kemanusiaan”, hentikan berbagai kekerasan, terutama kontak senjata yang hanya menciptakan anak-anak lahir di pengungsian dan korban jiwa yang sesungguhnya masih bisa dihindari. Jika masih mengaku semua pihak takut akan Allah, ciptakan damai dan hindari letusan senjata! Semoga!

Menyikapi pemberitaan dan tayangan Youtube Pdt Albert Yoku anggota Badan Pengarah Papua, Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Korwil Papua dimintaiin konfirmasinya malah meminta menggambarkan situasi saat ini.

 

 

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published.