Oleh : Dominikus
T3lusur.com Jakarta Apa korelasi teorama kuantum dengan Pancasila? Ini pertanyaan sangat menarik bagi penulis. Sudah lama penulis penasaran dengan diskursus ini dan baru mendapatkan penjelsan ilmiahnya. Inilah tema yang dibahas dan dikemukan oleh pembicara Kun Wardana Abyoto pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023. Kajian ini menjelaskan hal yang sangat enigmatis. Kita tahu, kuantum merupakan energi, vibrasi dan frekwensi yang ada di alam semesta. Kuantum berasal dari bahasa latin “Quantum” yang mengacu pada unit diskrit materi dan energi yang diprediksi dan diamati dalam fisika quantum. Kuantum ini melahirkan hipotesa rumus ketakberhinggaan: kemungkinan dalam ketidakmungkinan dan ketidakmungkinan dalam kemungkinan.
Sementara fisika kuantum adalah studi tentang perilaku materi dan energi pada tingkat molekuler, atom, nuklir dan tingkat mikroskopis hingga yang lebih kecil lagi. Dalam penelitian fisika kuantum, peneliti tidak dapat melihat objek yang di teliti, peneliti hanya merasakan objek melalui ukuran-ukuran tertentu yang terdeteksi.
Dari teorama tersebut, kita menjadi tahu bahwa seluruh benda yang berada di alam semesta merupakan molekul-molekul yang terdiri dari atom-atom. Karenanya, seluruh benda yang dapat terlihat merupakan energi yang bergetar. Fenomena tersebut menyebabkan benda seolah-olah nyata padahal sebenarnya maya. Benda yang berada di alam semesta berasal dari ruang hampa, berupa energi yang tampak dan bergetar. Karena itu, ilmuwan fisika kuantum menyebutkan bahwa realitas yang nyata adalah ilusi semata. Ilmuwan fisika kuantum membuktikan bahwa suatu benda dapat berada pada 2 dimensi yang berbeda dalam waktu yang sama. Misalnya, ketika roh menguasai tubuh secara sumpurna, maka dalam diri tersebut berlaku hukum fisika kuantum.
Teori biocentrisme mengatakan bahwa tubuh bisa mati namun kesadaran akan abdi. Artinya kematian kesadaran sama sekali tidak ada. Hanya kombinasi, kesalingtergantungan. Karenanya, kuantum ini bisa diakses oleh manusia. Jika segala pikiran, kata-kata dan hati manusia bisa selaras maka akan menghasilkan tindakan yang baik bahkan bisa menghasilkan suatu keajaiban. Selain itu, setiap individu akan mampu mengeluarkan energi yang besar dan mampu mempengaruhi hingga jangkauan yang luas asalkan bisa sesuai dengan keadaan dan kemauan alam semesta. Jika manusia bisa bersikap optimis dan melakukan suatu tindakan yang baik maka ini bisa menghasilkan suatu energi yang besar: centrifugal dan centripetal.
Bagaimana kuantum ini bisa terimplementasikan di dalam Pancasila? Sesungguhnya, jika kita berbicara tentang manusia maka pasti berbicara tentang yang immateriil dan materiil. Manusia adalah wujud dari yang immateriil dan materiil sekaligus. Dus, gerak kuantum tidak akan terealisasi jika hanya berkutat pada pikiran, kata-kata dan hati manusia saja. Karenanya, tindakan menjadi suatu hal yang penting dari perwujudan yang immaterial juga. Misalkan kita selalu berbicara tentang Pancasila, “saya adalah seorang yang Pancasilais. Tetapi, di dalam kehidupan kesehariannya masih saja membuang sampah sembarangan. Dari tindakan ini sudah jelas melanggar sila pertama yaitu sudah jelas kita tidak menghargai karya ciptaan agung Tuhan yaitu Bumi. Padahal, kita dilahirkan dan hidup di bumi yang kemudian secara otomatis juga tidak menghargai bangsa kita sendiri jika mengotori tempat tinggal dan tanah kelahiran kita.
Cara baca ini juga berakibat ke sila-sila berikutnya. Jika yang terjadi demikian bagaimana kuantum ini bisa berjalan dengan maksimal? Tentu harus kerja dan resiprokal sehingga bisa merubah bangsa ini. Dus, perubahan bisa terjadi pada bangsa ini jika setiap pribadi bisa melakukan sesuatu untuk bangsa ini dengan penghormatan, pemeliharaan dan karya yang nyata diiringi dengan ketulusan dan kerendahan hati dan berintegritas.
Kita tahu bahwa integritas berasal dari kata Latin “integer” yang mencakup aspek lahiriah, moral, etika, dan menal-karakter yang mulia. Ia juga berasal dari kata bahasa Inggris “integrity” yang berarti menyeluruh, lengkap dan segalanya. Kamus oxford menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan utuh. Kamus Besar Bahasa Indonesia Phoenix mengartikan integritas sebagai “keutuhan, keterpaduan, kesatuan; ketulusan hati, kejujuran.” Kamus itu menyebut integritas sebagai “kejujuran; mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan.” Makna lain dari integritas adalah keunggulan moral dan pembentuk “jati diri.” Integritas juga diartikan sebagai bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik, atau dengan kata lain integritas diartikan sebagai “satunya kata dengan perbuatan sehingga benar, lengkap dan utuh.” Orang yang berintegritas senantiasa berusaha bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran yang normatif. Orang yang berintegritas adalah orang yang memiliki keutuhan pribadi sehingga jujur dan bermoral teguh, bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia.” Integritas inilah kunci berpancasila untuk melakukan kuantum dan menghasilkan dentuman besar di peradaban kita.
Dengan dijalankannya perpaduan dua unsur yang tidak bisa dipisahkan ini, antara yang immateriil dan materiil maka keajaiban akan terjadi. Dan, perubahan besar akan terjadi pada bangsa kita, menjadi bangsa surgawi, bangsa yang gemah ripah loh jinawi.
Singkatnya, menjadi seorang yang Pancasilais bukan hanya di mulut saja, “saya seorang Pancasilais sejati” tetapi juga harus menunjukkan tindakan dalam keseharian yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri yang terwujud dalam karya nyata. Semoga.(*)
Penulis : Peserta Program KKK Nusantara Centre