T3lusur .com, Bogor- (Adv) Pengabnya ibukota kadang menekan psikis dan fisik seseorang, maka agar kembali segar perlu menyingkir sejenak dengan mencari alam asri ke lokasi wisata alam yang membuat nyaman dan tenang. Wisata Tepi Hutan di Centul Forest Club menawarkan tempat untuk menikmati liburan alam atau yang akrab di telinga kaum milenial dengan sebutan healing, menjadi alternatif mengisi kembali energi yang terkuras selama menjalani kesibukan di perkotaan.
Adalah Sentul Forest Club, sebuah lokasi wisata baru di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang bisa menjadi opsi kunjungan Anda ketika ingin healing bersama dengan orang-orang terdekat.
Terletak hanya 40 kilometer di selatan Jakarta, Sentul Forest Club menyajikan pemandangan hutan, sawah, perbukitan, dan sungai kecil yang membelah lokasi wisata yang sudah dibuka sejak 2 tahun lalu, ini.
Ketika tiba lokasi wisata, suara gemercik aliran air sungai langsung menyambut Majalah Gaharu bersama dengan sejumlah jurnalis PEWARNA Indonesia yang berkunjung pada Sabtu lalu (3/6). Suguhan kopi, teh hangat, Kue Bugis, Pisang Goreng dan Rengginang menemani bincang santai kami bersama dengan konsultan bisnis dari Sentul Forest Club, Raymond, dikelilingi pepohonan hijau yang ada di sekitar.
Tak berapa lama sajian menu tradisional khas Sunda dihidangkan untuk kami. Majalah Gaharu mencoba menu Bebek Goreng lengkap dengan Cah Kangkung dan lalapan. Usai santap siang kami pun menyempatkan mengelilingi area wisata dan singgah di Curug Aren, salah satu tempat wisata andalan yang secara eksklusif dikelola oleh Sentul Forest Club.
Dony Yoseph, pemilik dari Sentul Forest Club, menuturkan bahwa awal dibukanya tempat wisata itu berawal dari sebuah ide untuk mendirikan sebuah rumah tinggal di kawasan Sentul.
“Tadinya nggak ada rencana buat tempat wisata, hanya sekedar buat tempat ngadem. Sampai di sini saya tahu ada sebuah potensi yang luar biasa, yaitu air terjun di dalam lahan ini, lahan yang kita kuasai ini,” ujar Dony mengawali perbincangan.
Berawal dari membuat satu hingga empat buah bangunan guna menunjang rekreasi keluarga, akhirnya terpikirkanlah ide untuk memaksimalkan lahan sebagai tempat wisata alam. Apalagi, lokasi ini berada persis di tepi aliran sebuah curug dan hutan.
Dibuka tepat ketika gelombang covid-19 tengah berkecamuk di Indonesia, Dony mengakui bahwa kejadian itu justru menambah kunjungan di lokasi miliknya.
“Waktu itu bisnis outdoor activity (kegiatan di ruang terbuka) ngga ada masalah. Sentul ramai terus. Bahkan waktu itu kan musim tracking (olahraga jalan lintas alam) ramai gara-gara covid, jadi banyak orang yang digenjot untuk berolahraga dan berjemur,” ujarnya.
Selain Curug Aren yang menjadi primadona, Sentul Forest Club menawarkan fasilitas berupa penginapan dengan konsep pondok di tepian hutan, camping ground, jalur tracking di antara rimbunnya pepohonan, tempat ngopi bernama Kopi Tepi Hutan, warung sajian makanan Sunda yang diberi nama Warung Tepi Hutan, juga wisata kuliner hot pot dari Sentul Forest Resto. Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan jajanan khas ala warung kopi yang berlokasi di dekat area camping ground maupun curug.
“Sementara untuk outdoor activitiesnya kita ada area memanah, fun games, tracking, fun offroad juga rafting. Goals saya nantinya akan ada ‘Keranjang Sultan’, di mana wisatawan bisa duduk di keranjang dan mengikuti aliran sungai. Dan yang paling spektakuler selanjutnya adalah mengadakan area untuk paramotor di sini,” tambah Dony.
Saat ini, lanjut Dony, Sentul Forest Club masih dalam tahap penyelesaian akhir dari sejumlah fasilitas pendukung. Ketika sudah beroperasi penuh nantinya, tempat wisata dengan luas mencapai 20 hektar ini bisa menampung hingga 500 orang yang ingin menginap di lokasi.
“Saat ini daya tampung kami masih di angka 100 orang, dengan asumsi 50 orang menginap di kamar dan 50 lainnya menginap di tenda,” imbuhnya.
Meski mengusung konsep wisata alam dengan dukungan fasilitas yang lengkap, Sentul Forest Club menawarkan harga tiket masuk yang cukup terjangkau.
“Kalau mau ke curug cukup membayar tiga puluh ribu Rupiah saja perorang, pengunjung juga sudah mendapatkan air mineral. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin camping di sini cukup membayar enam puluh ribu Rupiah untuk dua hari satu malam, sudah termasuk tiket untuk ke Curug Aren. Untuk urusan makannya tidak perlu khawatir, kita di sini punya warung sederhana, warung mi instan. Bagi yang mau makan di kafe juga bisa, dengan harga yang terjangkau,” jamin Dony Yoseph.
Sebagai tempat wisata yang lekat dengan konsep alam, Dony juga berkeinginan Sentul Forest Club dapat menjadi sarana edukasi bagi pengunjung. Apa lagi keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya tergolong kaya.
“Kita punya sawah terasering di depan kita, kita punya sungai, kebun, hutan. Bahkan sering kita melihat kera liar melintas. Ke depan kita ingin membuka mini zoo kalau memang ada Sumber Daya Manusia yang bisa mengelola. Tentunya kita ingin agar tempat wisata ini bisa menjadi sarana edukasi juga bagi pengunjung,” ujarnya lagi.
Selain membuka tempat wisata baru di kawasan Sentul, pemilik Cianten River Village, ini, juga bersyukur tempat usahanya dapat menyerap tenaga lokal. Mulai dari juru masak, barista, cleaning service, juru parkir hingga tukang kebun direkrut dari warga sekitar.
“Saat ini total ada 20 sampai 30 orang tenaga kerja yang kami pekerjakan, tergantung jumlah pengunjung. Ketika sudah beroperasi penuh, angka tersebut bisa saja bertambah,” tutupnya.