Cirebon – T3lusur Diketahui sejak zaman dahulu telah terjadi hubungan persaudaraan dan ikatan kekeluargaan serta toleransi yang tinggi antara Kesultanan Banjar dengan Kesultanan Kanoman cirebon .
Kedatangan Dr.(c) Syarif Sayyid Muhammad Hamdani Annaqsyabandi Alkaf SH MH di Keraton Kanoman Cirebon yang diketahui mewakili Salatin asyrof Azzahro Trah Kesultanan Nusantara dan dalam kunjungan tersebut dalam rangka mempererat ikatan persaudaraan antara Kesultanan Banjar dengan Kesultanan
Kanoman Cirebon Pada hari Kamis tanggal 29 Desember 2022 .
Pada kesempatan itu Patih Amaluddin dari Keraton Kanoman Cirebon di dampingi Raden Hamzahiya memasangkan ikat kepala belawung kepada Dr.(c) Syarif Sayyid Muhammad Hamdani Annaqsyabandi Alkaf SH MH sebagai ikatan kekerabatan sesama Dzurriyaat di Kesultanan.
Patih Amaluddin mengatakan bahwa Kesultanan Cirebon sangat menyambut baik atas kedatangannya “Kami sangat menyambut baik upaya saudara kita dari Banjarmasin dan tentunya kami berharap bisa tetap satu tidak ada perbedaan sehingga bisa mempererat Dzurriyaat di Kesultanan.
Dalam menjaga nilai persatuan dan kesatuan Dzurriyaat Kesultanan Se Nusantara serta menjaga kondusivitas,yang bertujuan untuk membangun dan Mempererat satu dari kesatuan.
Hal senada juga disampaikan oleh.
Raden Hamzahiya dari Keraton Kanoman Cirebon menyampaikan bahwa bukti nasab Syarif Muhammad Hamdani Alkaf adalah zuriyat Rasulullah yang asli dan diakui oleh para Syarif Sayyid dari beberapa kesultanan Nusantara.
Menurutnya selain bersilaturahmi menjalin ikatan persaudaraan juga pertemuan ini untuk tetap mempererat dan akan bersinergi antara Kesultanan Banjar dengan kesultanan Cirebon yang memiliki nilai sejarah dan peranan penting dalam membangun kegiatan Dzurriyaat Kesultanan.” Ujarnya.
Sementara itu Dr.(c) Syarif Hamdani Alkaf.SH yang merupakan perwakilan dari Lembaga Salatin Asyrof Azzahro Trah Kesultanan Nusantara mengucapkan terimakasih banyak atas penghargaan dari Patih Amaluddin juga Raden Hamzaiya, menurutnya “Yang terpenting kami bisa menjaga persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan, jangan sampai ada gesekan Ras, Suku, Agama yang berujung permusuhan, tetap mengacu ke musyawarah mufakat secara arif bijaksana ” Tutupnya.(*)