T3lusur.com Jakarta, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (Sekum-PGI), Pdt. Jacky Manuputty berharap umat Kristen dalam menghadapi tahun politik 2023 mendatang tetap menjaga keharmonisan di tengah perbedaan yang ada, untuk itu PGI mendorong adanya literasi politik yang baik dan transparan untuk merawat demokrasi di tengah bangsa yang majemuk. Hal ini dikatakan Pdt. Jacky Manuputty saat ditanya mengenai persiapan PGI menghadapi tahun politik 2023.
“PGI sebagai lembaga agama tetap mendorong literasi politik terkait dengan Pemilu yang betul-betul menjujung transparansi sebagai pesta bersama, sebagai bagian dari masyarakat demokrasi yang majemuk”, jelas Pdt. Jacky saat ditemui pada Selasa, 20/12/2022 di Grha Oikumene, Salemba, Jakarta Pusat.
Dikatakan pula bahwa ingatan publik akan politisasi agama membawa dampak yang buruk bagi pesta demokrasi yang seharusnya menjadi sebuah perayaan bersama menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik lagi. Para pihak yang berpartisipasi secara langsung dalam Pemilihan Umum harus dapat menghadirkan sebuah perayaan demokrasi yang berkualitas dengan mengutamakan keberagaman Indonesia menuju pada kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa.
“Satu yang kita khawatirkan adalah politisasi identitas, dimana agama atau etnis terkait menjadi kepentingan politik tertentu. Kita punya ingatan terkait itu. Dibutuhkan kematangan dari pelaku-pelaku politik. Kita (PGI) mendorong terselenggaranya pemilu yang berkualitas dan PGI terpanggil untuk itu. Oleh karenanya PGI terus merangkul relasi-relasi lembaga keagamaan untuk bergerak bersama menjaga kesatuan dan persatuan”, tambahnya.
Tahun politik merupakan kesempatan bagi masyarakat tidak terkecuali umat Kristen sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri untuk terlibat secara aktif, baik itu pada saat pemilihan dengan menggunakan Hak-nya sebagai warga negara maupun dalam pada proses-proses untuk mengedukasi pentingnya menjaga pesta demokrasi yang membawa damai sejahtera bagi banyak orang.
PGI sebagi lembaga keumatan yang menaungi gereja-gereja di Indonesia, menolak untuk terlibat secara langsung dalam politik praktis, dukung-mendukung calon yang saat ini mulai ramai menjadi perbincangan publik bukanlah ranah dari PGI, begitu juga dengan menerbitkan panduan politik yang mengikat, demikian menurut Pdt. Jacky. Lebih lanjut dikatakan PGI akan tetap fokus pada mengajarkan nilai-nilai moral dan menjadi sumber inspirasi bagi warga gereja untuk menjadi bagian dari masyarakat yang bertanggung jawab dan memberikan kontribusi positif bagi negara dan bangsa. (NiCk)
Ini yg mau dinaikan