Indramayu t3lusur.com Prof. Dr (HC) Abdussalam Panji Gumilang, S.Sos, M.P Pimpinan Al Zaytun mendukung pernyataan Presiden Turki Erdogan yang meminta Masyarakat Internasional (Negara Negara Anggota PBB), untuk mengakui kedaulatan TRNC atau Republik Siprus Utara, yang telah hidup berbangsa dan bernegara sejak tahun 1974, saat berpisah dengan Republik Siprus, yang kini bernama Siprus Yunani di bagian selatan Negara Pulau ini.
Lebih khusus Syaykh Alzaytun Indonesia, menambahkan dukungannya dengan menghimbau kepada Negara Negara Anggota OKI untuk mengakui kedaulatan Republik Siprus Utara, dengan berbagai pertimbangan, yang utama adalah penduduk negara ini 100% muslim, dan telah mampu menunjukkan keberhasilannya untuk menyelenggarakan Pemerintahan sejak berpisah dariq Siprus pada tahun 1974. Waktu yang cukup lama (48 tahun) untuk bisa bertahan sebagai sebuah negara tanpa pengakuan Kedaulatan, kecuali dari Turki, yang hanya berjarak kurang dari 75 km dari Siprus Utara.
Adalah sangat memprihatinkan jika OKI yang didirikan oleh Almarhum Raja Faisal Bin Abdul Aziz dan beranggotakan 57 Negara berdaulat yang juga Anggota PBB, hanya bersikap sebagai penonton terhadap semua ketidak adilan yang menimpa Ummat Islam, khususnya di TRNC yang juga menjadi Peninjau di OKI.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh OKI, setidaknya melalui Perwakilannya di PBB, untuk mendukung apa yang di suarakan oleh Presiden Turki Erdogan tersebut diatas. Banyak ketidak adilan yang terjadi di dunia ini yang menyangkut Ummat Islam, misalnya apa yang terjadi dengan suku Rongiya di Mianmar, yang melakukan gugatan ke Internaional Court of Justice adalah Republik Gambia, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama negara, tanpa sama sekali campur tangan OKI.
Ketidak pedulian OKI terhadap Somaliland di Tanduk Afrika juga merupakan bukti bahwa Organisasi Masyarakat Islam dunia ini, tidak mampu berkiprah, bahkan dalam kasus ini keperpihakannya hanya kepada Somalia, yang diketahui syarat dengan permasalahan kekerasan dan terorisme didalam negerinya.
Datuk MYR Agung Sidayu, ketua Pengawas LKM- Masjid Rahmatan Lil Alamin dan juga Ketua Harian Partai Republik, menambahkan bahwa respons positive Negara Negara anggota OKI sangat penting, untuk menghindari berbagai kemungkinan meningkatnya ketegangan di kawasan ini, setelah beberapa waktu yang lalu Amerika Serikat mencabut embargo senjata atas Cyprus Yunani, dan bermanouver dengan mengadakan latihan militer bersama.
Walaupun Amerika serikat saat ini bukan ancaman serius, tetapi Turki tidak akan membiarkan penduduk TRNC yang 100% keturunan Turki terganggu, dan akan melakukan manouver yang sama tentu memancing keterlibatan Russia dan negara lainnya. Keamanan akan sangat terganggu mengingat lokasi Siprus sangat berdekatan dengan Turki, Syria dan lebanon yang syarat dengan konflik.
Sejak konflik Siprus pada tahun 1974, Siprus utara telah memproklamirkan kemerdekaannya dan hidup dalam suasana damai serta demokratik dalam penyelenggaraan pemerintahnya, dengan hanya satu pengakuan kedaulatan yakni dari Turki. Namun dalam keterbatasannya selama 48 tahun, TRNC mampu meningkatkan ekonomi rakyatnya dengan Turisme dan pendidikan tinggi sebagai backboundnya. Banyak pilihan tourist destination dan Perguruan tinggi excellent di negara kecil ini, bahkan rata rata mahasiswa asingnya berjumlah 70,000 – 100,000 dari berbagai negara termasuk Eropa Barat.
Akhirnya Ketua Harian Partai Republik mengatakan bahwa himbauan syaykh Alzaytun Indonesia sangat tepat waktu. Karena solusi permanen konflik berkepanjangan di Pulau Siprus adalah pengakuan kedaulatan atas Siprus Utara. OKI tidak harus tinggal diam dan PBB harus lebih serius didalam upaya penyelesaian konflik di Pulau Siprus.