T3LUSUR-NTB Sungguh tidak banyak seniman ornamen yang ada di Indonesia. Bahkan di dunia pun jumlahnya terbilang langka. Satu diantara yang dimiliki Indonesia adalah Mas’ud Pane, lelaki kelahiran Bima Nusa Tenggara Barat 60 tahun silam yang meniti karier melalui seni ornamen sampai sekarang, setelah mematangkan diri menekuni seni lukis hitam putih dengan kekuatan spesial pointilis yang khas.
Sayang, sejak sekitar 40 tahun silam — setelah mengikuti acara pameran Sanggar Bambu di Yogya sekitar tahun 1980-an, dia mulai terpikat dengan seni ornamen yang terus ditekuninya sampai sampai sekarang.
Sejumlah karya ornamen karya Mas’ud Pane telah menghias gedung, taman bahkan rumah ibadah di sejumlah tempat. Kini koleksi karya ornamen miliknya berjumlah ribuan buah.
Atas dasar kisah perjalanan kariernya sebagai seniman — dari lukis menjadi ornamen — kisah dan kenangan dirinya yang melekat pada Sanggar Bsmbu Yogyakarta yang memang telah melahirkan banyak seniman besar, sangat besar sekali pengaruhnya pada perjuangan karier Mas’ud Pane yang sepenuhnya mendedikasikan hidupnya dengan beriribadah melalui karya seni.
Sangga Bambu Yogyakarta yang didirikan oleh para seniman pada 1 April 1959 oleh Soenarto PR, seorang pematung handal yang punya merk sejak tahun 1960-1970 di Indonesia.
Tercatat pula sebagai pendiri Sanggar yang cukup berusaha di mata seniman ini sastrawan Kirjo Mulyo, Heru Sutopo, Mulyadi W, Danarto, Soeharto PR, Syahwat Gandogo, Soemadji dan pelukis Wardoyo yang piawai untuk seni lukis pastel seperti Soenarto PR.
Sanggar Bambu yang terletak di Jl. Gendingan 119, kawasan Pasar Ngasem Yogyakarta. Dan Sanggar Bambu ini mendapat pengakuan dari pelukis meastro Affandi sebagai Sanggar yang benar-benar Sanggar di Indonesia, kata pelukis Affandi pada tahun 1967, saat sang meastro itu mulai melejit namanya hingga ke berbagai negara.
Jadi Mas’ud Pane yang merasa pernah dibesarkan oleh Sanggar Bambu Yogyakarta, melengkapi sederatan nama yang sudah muncul sebelumnya, seperti Putu Wijaya ( Sastrawan dan juga dramawan), Emha Ainun Najib, Ebet G. Ade, Untung Baduki, Arifin C. Noer, Linus Suryadi AG (Penulis Novel Pengajuan Pariyem), Kusno Sujarwadi, Adi Kurdi, Mei Brodjo, Motinggo Boesye dan sederet seniman lainnya yang ada di Indonesia.
Kini generasi pewaris Sanggar Bambu berada sepenuhnya di tangan dingin Pelukis Totok Buchori yang memulai kariernya sebagai seniman dengan menekuni pula ilustrasi dan desain cover majalah. Lalu harapan dari kelanjutan Sanggar Bambu kini pun sangat diharap berada di pundak seniman ornamen Mas’ud Pane yang juga menaruh perhatian besar pada pusat kesenian yang bebas dari intrik politik hingga bisa murni berjesenian seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri dan perintis Sanggar Bambu yang sudah berusia lebih dari 70 tahun ini.
Mas’ud Pane ingin menandai peringatan ulang tahun Sanggar Bambu pada tahun 2023 mendatang menyajikan pameran besar dengan ribuan karya ornamennya yang sudah patut dinikmati pula oleh banyak orang.
Banten, 18 Agustus 2022