Banten t3lusur.com Rencana Pengukuhan Dewan Pembina GMRI, Prof. Dr. Drs. KH. Muhammad Habib Chirzin, Presiden International Forum For Peace, Human Right & Development, Penanda Tangan Akte GMRI Bersama Gus Dur dan Susuhunan Paku Buwono XII
Untuk persiapan rencana kerja GMRI melakukan kunjungan ke berbagai negara untuk memastikan Acara Pertemuan Spiritual dan Jalinan Persaudaraan Bangsa-bangsa dunia di Indonesia
Prof.Dr. Drs. K.H. Muhammad Habib Chirzin, sebagai Anggota Pembina Yayasan Pondok Pesantren Pabelan, Pakem, Yogyakarta, kata Eko Sriyanto Galgendu adalah salah satu tokoh yang menanda tangani Akte berdirinya GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) bersama Gus Dur (Abdurachman Wahid) dan Susuhunan Paku Buwono XII serta tokoh agama lain yang kini amanah itu makin gencar diwujudkan dalam beragam program dengan berkinjung ke berbagai tempat dan daerah sambil menyambangi sejumlah paguyuban maupun padepokan agar dapat mempercepat tampilnya kepemimpinan yang berwawasan spiritual untuk menjawab kesemrautan jaman.
Saat menjadi pembicara utama dalam khaul ke-7 Gus Dur, alumnus Universitas Islam Indonesia ini mengungkapkan seabrek kenangannya bersama mantan Presiden Indonesia pada awal reformasi itu.
Kata Habib Chirzin, mantan PB NU yang sangat fenomenal itu diibaratkan seperti buku yang selalu terbuka dan bisa dibaca kapan pun secara runtut. Karena Gus Dur kata Habib Chirzin mampu menterjemahkan secara operasional, implementatif bahkan secara kultural dalam bentuk pembangunan. Semua itu, paparnya merupakan hasil dari pemikiran Hadratussyaikj KH. M. Hasyim Asy’ari yang agamis dan Bung Karno yang nasionalis yang tertanam secara mendasar dan fundamental, tandas Habib Chirzin yang juga dikenal sebagai aktivis kaliber dunia.
Saat menjadi pembicara dalam Konfrensi Internasional yang diselenggarakan oleh IIIT (International Institute Islamic Tought)-Unisza di Malaysia, Habob Chirzin mengurai masalah Tajfid dan Ishlah yang harus selalu diorientasikan pada masa depan. Dan harus selalu melakukan kritik diri. Dalam konfrensi yang bertema Islamic Social Framework in the Context of Maqashid Syariah and Civil Soviety, mengusung tema “Faith and Maqashid in Action : The Need for Futures Literacy” sungguh mengesankan karena Habib Chirzin mengurai secara gamblang ikhwal gerakan civil society yang dia sebut dengan istilah masyarakat madani.
Sebagai aktivis Muhamadiyah yang juga sempat menduduki posisi penting di organisasi Islam terbesar di Indonesia sekarang ini (1990-1995), Habib Chirzin, ia pun melihat setelah organisasi Muhammadiyah berusia 107 tahun, telah berkembang menjadi global civil society dan Islamic New Social Movement.
Jenjang kariernya di organisasi pun ditapaki Habib Chizrin dari bawah termasuk pimpinan puncak Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah yang akrab dengan semua perguruan Islam mulai dari Madrasah, pesantren dan perguruan tinggi di dalam negeri maupun perguruan tinggi di luar negeri. Termasuk lingkungan masjid Kampus yang ada di tanah air.
Demikian juga kedekatan Habib Chirzin dengan sejumlah tokoh lintas agama di Indonesia dan di berbagai negara. Kedekatannya yang karib dan akrab misalnya dengan Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif yang baru saja wafat, hingga membuat Habib Chizrin merasa sangat kehilangan, dan secara spontan dia pun merasa perlu untuk mengekspresikan rasa dukanya yang mendalam itu dengan memposting sejumlah dokumen yang memberikan kesaksian betapa eratnya ikatan rasa persaudaraan maupun perkawanan mereka sejak beberapa tahun lampau di Yogyakarta.
Itulah sebabnya untuk lebih memantapkan gerak langkah GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang fokus untuk membangun gerakan kebangkitan dan kesadaran spiritual bangsa Indonesia untuk menyambut peradaban baru di bumi, kata Eko Sriyanto Galgendu sejumlah tokoh agama dan pemuka masyarakat akan segera dilakukan pengukuhan sebagai Pembina Utama GMRI yang terdiri dari berbagai tokoh masyarakat dan keagamaan di Indonesia lainnya.
Pengukuhan sejumlah tokoh yang mendesak ini erat kaitannya dengan program besar GMRI yang akan melakukan kunjungan ke berbagai negara untuk memastikan kesepakatan diadakannya acara Pertemuan Spiritual dan Upaya Menjalin Ikatan rasa Persaudaraan Bangsa-bangsa dunia yang ingin dilaksanakan di Indonesia dalam waktu dekat.. Jacob Ereste