Banten t3lusur.com Bencana alam yang tak mampu diantisipasi oleh kita sebagai manusia — apalagi pemerintah yang sudah terlalu banyak mengurus hal-hal yang lain — sungguh merepotkan, seperti banjir yang sedang kami alami di
Banten.
Tak banyak yang bisa dibuat, kecuali hanya menyelematkan harta benda yang mungkin madih bisa diselamatkan sambil berupaya tetap sabar tentang kemukzisatan Tuhan yang lain.
Setidaknya bagi kami yang terdampak bencana apapun bentuknya, ada juga keterharuan pada solidaritas — kepedulian sosial — warga masyarakat kita yang masih kuat, terus ikhlas mengulurkan tangan tanpa pamrih dari ketulusan hati yang terdalam.
Catatan kenangan ini menjadi penting untuk membuktikan kepedulian warga bangsa kita patut dibanggakan. Disamping itu pun kita dapat leboh paham, sikap individual dan egoistik harus kita hanyutkan bersama air bah itu ke laut.
Sungguh kami terpana, laku spiritual yang lebih mengutamakan perbuatan, tanpa basi-basi jelas bisa sungguh diharap menjadi energi pembangkit gerakan kesadaran dan pemahaman spirirual yang semakin membumi hingga mengakar di nusantara sebagai basis pertahanan budaya masa depan bangsa Indonesia yang tangguh. Jacob Ereste :
Banten, 2 Maret 2022