t3lusur-Jakarta Nama densus 88 tiba-tiba mencuat kembali bukan karena berhasil menangkap buronan teroris kelas kakap, tetapi karena adanya usulan dari anggota DPR RI Fadli Zon yang meminta densus 88 dibubarkan. Sebetulnya sejauhmana manfaat kehadiran densus 88 di Indonesia ini dalam mengatasi kaum radikalis dan teroris yang melakukan tindakan kekerasan.
Jeffry Tambayong mengajak semua pihak mendukung kehadiran densus 88, karena tugas dan perannya untuk menjaga NKRI dengan damai, serta menghancurkan semua pihak yang mencoba merongrong keutuhan bangsa.
Dengan demikian lanjut Jeffry ayah tiga anak yang juga praktisi hukum serta aktivis anti narkoba ini tegas kehadiran densus 88 bukannya di bubarkan tetapi malah harus diperkuat. Peran densus 88 bukan saja menangkap teroris tetapi ada yang lebih penting lagi yakni menjaga dasar negara Pancasila dari tangan-tangan yang mau menggantinya.
Menanggapi apa yang disampaikan Fadli Zon tentang pembubaran Densus 88, Jeffry berharap apa yang disampaikan Fadli itu hanya bercanda saja atau bisa juga untuk panjat sosial agar namanya kembali naik, jadi apa yang disampaikan Fadli untuk membubarkan Densus 88 itu tidak serius. Jangan sampai pernyataan Fadli tentang pembubaran Densus 88 ini membuat sel-sel teroris yang sudah mati itu kemudian bangkit kembali.
Karena tak dipungkiri bahwa sel-sel terorislah yang akan menghancurkan negara ini jadi harus diberantas hingga akar-akarnya untuk menjaga keamanan, kenyamanan apapun agama, suku dan keyakinannya .
Beberapa kelompok yang tak setuju kehadiran Densus 88 selalu dikaitkan dengan Islam Phobia, ketakutan pada kelompok Islam. Jeffry yang juga ketua umum Fokan melihat ini bukan masalah terkait agama tertentu tetapi pure ini adalah kesalahan dari paham dalam menafsirkan agama. Lebih tegas Jeffry melihat ini adalah sesuatu yang digerakkan oleh kepentingan-kepentingan pribadi bukan agama. Karena agama pasti membawa orang dalam perdamian dan kebaikan.
Terkait pernyataan Fadli tentang pembubaran Densus 88 ini apa bersifat pribadi atau memang ada muatan politik tertentu, meresponi ini Jeffry mengatakan harusnya Fadli berhimat dan berwibawa dan cerdas karerna bicara terorisme itu sangat sensitive, jangan sampai hanya mau mengambil suatu keuntungan dalam tanda kutip menguntungkan kaum-kaum radikal tetapi merugikan bangsa. Maka atas apa yang disampaikan Fadli Zon itu Jeffry tak setuju atas sikap Fadli untuk membubarkan Densus 88
Berbicara radikalisme dan terorisme itu bukan rekayasa itu benar-benar nyata, demikian juga dengan radikalisme itu harus benar-benar dihancurkan dan Indonesia harus dijaga dan kehadiran Densus 88 itu untuk menjaga Indonesia dari ancaman terorisme.
Kalau ada orang-orang yang pro pembubaran Densus 88 itu selalu dikaitkan dengan anti Islam, Jeffry sangat menolak pandangan itu, karena radikalisme dan terorisme itu hanya kepentingan pribadi saja oleh karenanya segala bentuk terorisme itu harus diberantas sampai akar-akarnya.
“
Kita harus dukung Densus 88, BNPT, BIN dan Kabais, TNI dan Polri agar menjadi garda terdepan memerangi terorisme dan penyalahgunaan narkoba”, tukas pengacara yang membuka kantor hukum di kawasan Jakarta Timur ini.
Kemudian tentang teroris ini apakah benar-benar paham atau memang hanya sekdar alat perjuangan politik mencapai kekuasaan, meresponi pandangan ini Jeffry mengatakan bahwa kelompok teroris itu orang yang gagal paham.
Karena ketika orang itu benar-benar memahami agama itu harusnya ada cinta kasih, bukannya membunuh orang agar masuk sorga. Agama manapun tidak akan mengajarkan membunuh orang masuk Sorga, itu pasti ada doktrin yang salah dan akhirnya membabi buta, makanya harus disadarkan. Indonesia harus bebas dari bahaya radikalisme dan terorisme,tutupnya.