Jakarta t3lusur Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) menggelar Musyawarah Nasional (MUNAS) mengangkat tema Mari bersatu hati melalui Musyawarah Nasional XI Kita memaknai 50 tahun GKRI menjawab tantangan pelayanan dengan kuasa doa di gelar di Jakarta 6-8 Oktober 2021 bertempat di Hotel Lumire Mangga Besar Jakarta Pusat, dilaksanakan dengan cara tatap muka dan daring.
Pdt Heru Tri Budiyanto SPAK selaku ketua panitia memaparkan bahwa kesuksesan Munas ini tak terlepas dari dukungan semua pihak sehingga berjalan dengan lancar, Tri demikian disapa bahwa persiapan munas in sudah dari enam bulan lalu, dimana rencananya akan digelar bulan Febuari 2021, tetapi karena kondisi pandemic covid19, artinya berbicara persiapannya diakui sudah lama, namun kalau akhirnya baru digelar karena berbagai pertimbangan selain karena pandemic juga peserta dan panitia dan teman-teman panitia yang hadir bukan saja dari Jakarta, tetapi ada juga dari daerah itulah kalau Munas diundur.
Mengingat situasi pandemic terang Heru di dalam persiapan pelaksanaan, panitia mengelar rapat-rapat persiapan Munas kebanyakan melalui onlinemengingat situasi .
Dalam Munas ini peserta yang akan mengikuti dibagi dua, ada yang ofline dan online , untuk of line ada 40 perserta dan yang online 29 peserta dan mereka hadir langsung dilokasi Munas bertempat Hotel Lumire Mangga Besar Jakarta .
Sebagai ketua panitia heru bersyukur sekali karena teman-teman panitia berkomitmen walaupun ada banyak keterbatasan seperti rapat melalui online, tetapi tidak mengurangi kinerja panitia, tetapi karena situasi pandemic ada saja kendalanya seperti ada panitia terkena covid19 belum lagi9 karena kesibukan dalam pelayanan masintg-masing sehingga mereka harus pandai-pandai membagi waktu, itu saja tantanganya, dan pada akhirnya terlaksana acara munas ini.
Kemudian masalah ijin panitia sudah dapat surat boleh melaksanakan baik dari polisi maupun satgas covid dan kita komitmen untuk menjaga Protokol Kesehatan ( Prokes ) termasuk peserta kita batasi juga sesuai kapasitas gedung rapat yang hanya boleh setengahnya.
Lalu karena ini munas maka peserta ada utusan lokal dan peninjau itu juga kita batasi di mana utusan hanya satu orang dan peninjau kita tidak adakan, tetapi kalau ikut aturan Munas terdahulu di mana utusan disesuaikan jemaat lokal seperti contoh kalau ada jemaatnya terdaftar diatas seratus orang utusan mendapat jatah dua perwakilan di munas, dan kalau ada di bawah seratus mendapat satu utusan.
Selain itu peserta juga ada aktifis gereja dan majelis gereja di mana sebagai peninjau, sekali lagi karena situasi belum memungkinkan maka jumlah peserta terbatas dengan hasil kesepakatan pengurus dan panitia. intinya utusan semua satu orang yang penting suara mereka terwakili.
Mengenai tamu undangan Heru mengatakan bahwa panitia sebenarnya sudah kami berusaha mengundang beberapa aras gereja dan dirjen pembimas Kristen tetapi karena situasi pandemic dan kendala lainnya sehingga aras gereja tidak kami undang, untuk pembimas Kristen hanya via zoom dipembukaan munas memberi sambutan yang rencananya hadir di tempat acara.
Harapannya di munas ini GKRI cepat beradaptasi dengan situasi yang ada untuk kepemimpinan yang baru nanti bisa membawa GKRI lebih maju lagi sesuai visinya dan kita berharap melalui munas ini bisa menghasilkan kepemimpinan yang lebih tajam untuk membantu gereja yang dampak pada covid 19.
Munas ke XI yang dilaksanakan selaam dua hari ini akhirnya memilih kembali Pendeta Martin Harefa menahkodai GKRI besutan dari Pdt Sutjiono dan dengan terplilihnya kembali Pdt Martin Harefa GKRI semakin dipakai Tuhan sebagai pelayanNya.