Fedrik J Pinakunary Persembahkan API bagi Enam Anak Hilang Palu

T3LUSUR
Bagikan:

Tangsel figur muda yang berkiprah bidang hukum Fedrik Jacob Pinakunary pria kelahiran Papua yang menyelesaikan pendidikannya di UNAIR Surabaya ini selain aktif dalam berbagai pelayanan juga secara professional menjaga marwahnya sebagai praktisi hukum melalui kantor hukum PJP Law Offices dan juga seorang litigator yang tangguh dan mumpuni.

Sikapnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas yang selalu diterapkan ataupun diaplikasikan dalam tindakannya bukti profesionalitas yang dijunjungnya. Disisi lain sekalipun banyak kesibukan menangani klein tak lantas membuat Fedrik melupakan tugas panggilannya untuk membantu sesama, termasuk saat itu mendampingi kasus hukum Tempo yang pernah bermasalah dengan penulisannya tentang Tenabang, selain itu juga turut bersama mendampingi kasus hukum yang dialami New York Time sekaitan tuduhan dari pihak Orde Baru ketika itu, ini bukti kedekatan Fedrik dengan media.

Sedangkan kiprahnya mendampingi persoalan-persoalan hukum yang menimpa bagi mereka yang kurang beruntungpun banyak dilakukan seperti pendampingan terpidana mati yang terjadi di Kalimantan, ada anak tuna wicara karena selama ini selalu dilecehkan dan direndahkan akhirnya berbuat nekad dan membunuh beberapa orang. Selain itu juga ada terpidana mati di Malang yang didampingi dan semuanya tanpa di bayar, karena semata didorong rasa kemanusiaan saja.

Belum lagi kiprahnya bersama Perhimpunan Profesi Hukum Kristen Indonesia (PPHKI) Fedrik banyak memberikan bantuan hukum seperti mengavodkasi rumah-rumah ibadah yang mengalami gangguan pelarangan dan sebagainya.

Gunawan sahabat pewarna bidang hukum

Bahkan kasus hukum yang menjadi konsennya saat ini yakni adanya penghilangan terhadap 6 siswa SMA di Poso pasca terjadi bencana likuifasi atau benacana alam di sana.

“Saya meyakini bahwa anak-anak itu tidak di telan bumi atau meninggal karena taka da bekasnya disana, bahkan ada info kalau anak-anak itu diculik sebagai korban human trafiking”, ungkapnya tegas saat menerima penghargaan dari pewarna.

BACA  Miris memang Dayak Balik Suku Asli Tuan Rumah Ibu Kota Nusantara di Sepaku terkesan terabaikan.

Sangking pedulinya terhadap nasib keenam anak-nak siswa SMU itu Fredrik lantas dengan mengangkat tinggi plakat sembari terucap bahwa penghargaan ini dipersembahkan bagi ke enam anak-anak hilang itu.

Kiprahnya itulah yang akhirnya Pewarna Jumat 30/10/20 di hotel Swisbelhotel Tangerang selatan memberikan apresiasi sebagai bukti penghargaan akan tigas dan panggilannya agar lebih memotivasinya kembali.

Bersama ke dua belas kategori lainnya seperti Gus Muawiq figure penjaga keberagaman, Tri Adiantho wakil walikota Bekasi birokrat toleran, Rahayu Saraswati figure muda Nasrani yang menginspirasi, Junedi Salat artis, Ruyandi Hutasoit figur politik melalui PDS, Alm DL Sitorus figure pendidikan, Benny Mamoto figure penjaga budaya, Mission Care lembaga misi berpengaruh, Erastus Sabdono figure Ekumene,     serta dua rekannya Fredrik yakni hasudungan Manurung dan Gunawan sebagai sahabat Pewarna bidang hukum dan beberapa figure lainnya seperti Alida Guyer, Asye Siregar, Sumantik, Era Hia, Thomas Wijaya, dll.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *