Jakarta, T3lusur.com- Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang selama ini diterapkan untuk memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease-19 (Covid-19) sudah bisa dibuka secara bertahap pada akhir Mei mendatang. Hal itu disampaikan oleh Pakar Kesehatan Olahraga dan Psikometrik, Prof. Dr. dr. James Tangkudung., Sportmedicine., M.Pd.
Saat ditemui di kawasan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Senin pagi (27/04/2020), James mengungkap, akhir Mei mendatang merupakan masa berakhirnya fase keempat penyebaran virus corona, jika ditarik berdasarkan rentang waktu pengumuman pertama kali yang dilakukan pemerintah terkait penyebaran Covid-19 pertama kali di Indonesia, yakni pada 2 Maret 2020 lalu. Dengan demikian, menurut James Takudung, PSBB seharusnya sudah bisa dikendurkan secara bertahap.
“Saya menggunakan teori plasma, teori serum atau teori antibody yang ada dalam dunia kedokteran bahwa masa inkubasi covid-19 itu selama dua puluh satu hari dimulai pemerintah mengumumkan Indonesia terpapar covid-19, pada tanggal 2 Maret 2020. Dari Tanggal 2 Maret 2020 sudah lebih dari tiga bulan atau 81 hari, atau akan berakhirnya fase ke empat,” ungkapnya.
Namun dirinya tetap menggarisbawahi, jika nantinya pemerintah melakukan pelonggaran penerapan PSBB, masyarakat hendaknya tetap mematuhi imbauan physical distancing dan selalu mengenakan masker ketika melakukan segala jenis kegiatan di luar rumah.
“Jadi mulai Tanggal 21 Mei 2020 sudah bisa dibuka secara bertahap. Hanya ketentuan jaga jarak dan tetap menggunakan masker,” terangnya.
Secara khusus Prof. James juga menyoroti momen hari besar keagamaan yang akan berlangsung pada Mei mendatang.
“Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diberlakukan pemerintah pusat sudah bisa dibuka secara bertahap atau unlock khususnya di DKI Jakarta mulai Tanggal 21 Mei 2020. Pada Tanggal tersebut umat kristiani merayakan hari kenaikan Isa Almasih dan pada Tanggal 24-25 Mei umat muslim merayakan hari raya idul fitri. Pembukaan secara berahap ini tentunya dilakukan dengan tetap menjaga jarak dan menggunakan masker,” tambahnya.
Profesor James Tangkudung lalu mengajak masyarakat memahami siklus hidup dari virus dan cara pencegahan maupun penanganan infeksi virus.
“Untuk mengalahkan dan membasmi Covid-19 harus mengetahui kelemahan Covid-19 itu, seperti Covid-19 itu dilapisi oleh lemak, lemak akan hancur oleh alkohol atau disinfektan. Yang paling penting adalah apabila kita merasakan panas diatas 37 derajat (Celcius), batuk, pilek, alat indra perasa tidak berfungsi jangan panik, minum obat penurun panas, minum vitamin C dan E. Lalu bergerak jangan dibawa tidur. Bawaan Covid-19 itu memang malas, ingin tidur. Dengan kita tidur Covid-19 semakin kuat menyerang tubuh kita, seperti air diselokan yang mampet semakin dibiarkan tergenang maka kuman kuman akan semakin banyak dilokasi yang mampet itu tetapi ketika saluran yang mampet itu dibersihkan air kembali mengalir kuman kuman yang ada diselokan akan hilang dibawa arus air,” papar James.
Lebih dalam dijelaskannya, dengan cara banyak menggerakan tubuh maka serum akan bekerja “memakan” virus asing yang menyerang. Untuk itu dirinya menganjurkan agar melakukan olahraga teratur minimal 30 menit, setiap harinya, untuk membunuh virus dengan menggunakan panas dari tubuh sendiri.
“Demkian juga dengan persedian oksigen didalam paru paru kita harus selalu disiisi dengan sebanyak mungkin oksigen, karena Covid-19 menghalangi oksigen masuk ke dalam paru-paru dengan pengentalan dahak pada saluran pernafasan. dengan menarik nafas sebanyak mungkin virus Covid-19 akan kalah dan tidak berhasil menghambat saluran pernafasan,” terang Guru Besar di program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, ini.
Menutup keterangannya, Prof. James Tangkudung mengatakan bahwa umat manusia adalah mahluk tertinggi yang diciptakan Tuhan. Secara strata, keberadaan manusia, menurutnya, berada di atas hewan, apalagi virus. Untuk itu dia meyakini, manusia sebagai makhluk cerdas memiliki kemampuan untuk melawan keberadaan virus, selama tetap berupaya dan berhikmat.
“Jangan sampai manusia kalah dengan kuman atau Covid-19 ini, manusia makhluk cerdas dan kuat harus mampu mengalahkan kuman. Tentu saja kita juga harus berhikmat, berusaha sekuat tenaga, jangan anggap enteng. Dengan kecerdasan, hikmat, hidup sehat, banyak berdoa atau Ora et Labora. Kita pasti bisa menang berperang membasmi Covid-19 ini,” tutupnya.