Jakarta, t3lusur.com-Peran serta seluruh anak bangsa sangat menentukan dalam mengatasi dampak covid 19, karena bagaimanapun akibat virus yang datang dari Wuhan China ini sangat berpengaruh sekali bukan saja kesehatan masyarakat tetapi juga perekonomian Indonesia. Mandegnya perekonomian muaranya juga pada hamba-hamba Tuhan, termasuk hamba-hamba Tuhan yang tergabung dalam Asosiasi Pendeta indonsia (API) DKI Jakarta.
Sejauhmana dampak yang dialami pendeta-pendeta di DKI Jakarta, media ini menghbungin Pdt Ernest Torrys Ketua API DKI Jakarta, Selasa 15/04/20. Saat itu Ernest mengatakan ketika perekonomian bermasalah pasti akan bermuara pada jemaat yang memberikan persembahan dan ini ujungnya bagi pelayanan yang di dalamnya ada pendeta.
Adanya Covid19 ini, hamba Tuhan atau pendeta tidak bisa menyelenggarakan ibadah bersama di gereja, sekalipun memang ibadah secara online tetapi tetap berbeda dengan ibadah di gereja langsung.
Bisa dikatakan adanya Covid 19 membawa gereja dalam posisi kesulitan berkumpul dan bersekutu dengan jemaat, jangankan di gereja di rumahpun berkumpul dengan beberapa orang yang bukan serumah itupun sudah tidak bisa.
“Ada kabar dari anggota kami ketika mereka berkumpul di rumah dengan melibatkan orang di luar rumah sudah dapat teguran”, tandas Ketua API DKI Jakarta ini.
Dalam mengatasi persoalan ibadah lanjut Ernest memang langkah yang tepat dengan cara online, tentu dengan modifikasi ibadah. Kalau ibadah langsung memang bisa memakai waktu beberapa jam, beda saat ibadah online terbatas waktunya. Menykapi hal ini selaku ketua API DKI, menyarankan kepada teman-teman pendeta agar waktu menyanyinya bisa dipangkas, demikian pula saat kotbah mengingat waktu yang terbatas saat ibadah online.
“Bagi pendeta sekarang harus belajar menggunakan waktu yang pendek untuk menyampaikan kotbahnya”, ujarnya mengajak.
Kemudian menanggapi beberapa kasus adanya pendeta yang terpapar virus tetapi seolah tak mau mengaku dan malah menyembunyikan diri, Ernest tegas mengatakan bahwa menurutnya salah, karena seharusnya terbuka saja. Kenapa, dengan keterbukaan itu masalah penyebaran covid 19 ini akan semakin mudah terselesaikan.
“Jika pendeta yang terpapar dan tidak terbuka itu akan sangat membahayakan umat itu sendiri, justeru dengan keterbukaan umat atau hamba Tuhan lain bisa mendoakan dan membantu”, tandasnya serius.
Di lingkungan API saja, kalau ada yang sudah ada pendeta, anggota API, mulai menghindar-menghindar sudah langsung didoakan. Makanya kalau pendeta yang terpapar tidak terbuka, sangat merugikan diri maupun jemaat dan orang lain, karena ketika tahu bahwa ada pendeta yang positif terdampak viru paling tidak sesama pendeta ataupun jemaat bisa membantu dan mendoakannya. Karena pendeta kan manusia sama dengan manusia-manusia lainnya, jadi tak usah perlu ditutup-tutupi.
Ketika ditanyakan apa peran yang harusnya gereja lakukan, Ernesrt berharap ada peran aktif, gereja harus kerjasama dengan pemerintah, untuk apa yang bisa dikerjakan dalam membantu pemerintah agar covid 19 cepat selesai, tetapi jika gereja tak punya link ke pemerintah minimal action yang dilakukan gereja atau aras maupun sinode, minimal mengikuti himbauan pemerintah agar memutus penyebaran virus dengan stay di rumah atau menjauhi kerumunan masa.
Langkah Nyata API DKI Jakarta
Selaku ketua API DKI Pdt. Ernest Torry’s S.Th melihat perang pemerintah DKI khususnya Gubernur Anies Baswedan, dirasakan sudah mulai cukup banyak action. Tinggal sekarang harus diikuti dengan penekanan kepada aparat-aparat untuk penindakannya, terutama dalam penindakan masa selama diberlakukan PSBB, peraturan harus ditegakkan.
“Karena orang DKI ini mirip dengan orang-orang luar negeri seperti di Italia dan Amerika yang suka bergaul dan sering berkumpul, itu yang harus ditegakkan dilarang. Belum lagi Indonesia dengan adat ketimurannya yang sistem kekerabatannya kental itu malah mempercepat penyebarannya karena sering berkumpul”, terangnya.
Dalam menghadapi Covid 19, dakui bahwa API tidak bisa langsung turun tangan berhubungan dengan masyarakat, sekarang yang dilakukan menjaga jarak, serta membantu anggota-anggota API sendiri yang terdampak dengan diberikan sembako itupun diberikan by online.
Kemudian selain membantu sembako pada internal anggota API, kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan penyemprotan disefektan di rumah-rumah ibadah, ini bukan saja untuk nasrani saja tetapi semua ibadah yang diadakan dua kali dalam satu minggu, beberapa tempat dilakukan seperti Jakarta, Bekasi, Cileungsi dan total hampir tiga puluh gereja.
Pesan yang disampaikan, pertama bagi hamba Tuhan dan umat yang memang terpapar harus terbuka agar bisa memutus penyebarannya.
Kemudian ikuti saja anjuran pemerintah kalau memang perlu stay di rumah sebaiknya stay di rumah. Kurangi aktifitas yang tidak perlu di luar rumah. Komunikasi bisa dilakukan dengan cara online, tutupnya..