Jakarta, t3lusur.com-Sebagai hamba Tuhan Pdt. Royal Purba yang menggembalakkan di Submitted New Life Community (NLC) ini, ketika dihubungi melalui sambungan telepon Sabtu 11/04/20, mengatakan, harus diakui bahwa kita sedang menghadapi masa sulit dampak dari Covod19 dan virus corona ini, justru kita harus tetap bersyukur karena tidak kebetulan ada momentum Jumat Agung dan Paskah ini, maka kita bisa makin merasakan ada jaminan pemeliharaan hidup dari Tuhan Yesus yang dibuktikan DIA rela berkorban lewat kayu salib buat saudara dan saya.
Makanya pandemik dan kesulitan di masa- masa ini bukan lagi menjadi barang yang menakutkan, karena Alkitab juga sudah meneguhkannya; 2 Timotius 1:7 (TB) Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban
“Saya pikir sebagai orang percaya dalam masa merayakan Jumat Agung dan Paskah seperti ini, kita harus semakin mantap iman percayanya sebab Alkitab berkata: justru sakit penyakit dan kesengsaraan kitalah yang ditanggungNYA dikayu salib. Semua itu membutikan ada jaminan bagi orang-orang percaya sekalipun di masa sulit yang mana pandemik menimpa juga orang percaya, terang gembala yang lincah ini ”, ujar hamba Tuhan yang juga aktif sebagai Founder of New Leader creator (NLC) menyemangati..
.Lebih lanjut Pdt. Royal Purba yang juga sebagai Submitted GBI NLC atau New Community Church, KP Bekasi ini, mengatakan bahwa sampai kapan covid19 ini berakhir, kita sama- sama belum tahu masanya, hanya Tuhan yang tahu karena itu masuk dalam ranah kedaulatanNYA.
Tetapi justru saat kondisi seperti inilah momentum dimana dunia bisa melihat ada titik pembeda kita orang- orang percaya yaitu dalam dunia yang sedang ketakutan spt saat ini kita bisa mengimplementasikan kasih lewat membagi hidup, menguatkan orang lain, menghibur dan dengan banyak cara lagi.
“Jadi bukan merenungi nasib dan berkata mana nih pertolongan Tuhan, justru titik pembeda kita yang kedua yaitu kita harus berkata; bagaimana jika Tuhan Yesus tidak ada dalam kehidupan kita ya, pasti malah akan lebih parah lagi keadaan kehidupan ini”, ujar yang aktif menjadi Deputy revolusi mental Sinergi Nawacita Indonesia atai SNCI ini .
Makanya Yesus berkata kepada sebagia orang- orang yang mengikuti DIA waktu menuju kepada penyaliban yaitu dalam Lukas 23:28 (TB) Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!
“Saya coba reflesikan kepada kehidupan kita saat ini, kenapa Yesus berkata: tangisilah dirimu sendiri dan anak- anakmu? jawabannya yaitu: karena masih banyak diantara kita yang masih memakai kasih karunia yang Yesus kerjakan lewat shifting (pertukaran) di kayu salib tersebut untuk hidup dalam dosa dan tidak melakukan apa yang dikehendakiNYA yang nota benenya adalah sama dengan menyalibkan DIA kembali”, tandas Founder of new leader creator (NLC) mantab.
Ingat ya Yesus mati bukan karena siksaan tetapi justru IA menyerahkan nyawanya, mana ada orang mau mati seperti dienter dulu, karena IA mati dengan terlebih dahulu berkata “tetelestai” yang artinya sudah selesai: sudah mengakhiri, mewujudkan dan menyelesaikan dengan sempurna.
Orang mati karena terlebih dahulu mengalami siksaan akan meraung-raung, tetapi Tuhan Yesus mati bukan karena siksaan, tetapi lebih kepada penyerahan Nyawanya.
Makanya di Jumat Agung dan Paskah kali ini ada satu yang harus kita sadari yaitu semua karena kasih karuniaNYA, karena pemeliharaan dan karena pertolongan dari Tuhan Yesus saja kita dapat seperti ini saat ini. Dengan situasi ini lantas jangan dibalik pemahaman nya dengan berkata; ada Tuhan Yesus kok ada wabah Covid 19 ya?. Menurut Pdt. Royal itu pemahaman yang salah.
Justru kita harus berkata karena ada Yesus yang memelihara dan menyertai kitalah makanya kita masih kuat dan tetap bertahan sampai saat ini. Bersyukurlah sebagai anak- anak Allah kita memilik Roh yang lebih besar daripada roh yang ada dalam dunia ini(1 Yohanes 4:4)
“Saya melihat Jumat Agung dan paskah kali ini ada yang luar biasa, tidak kebetulan Tuhan ijinkan kita harus beribadah dirumah masing- masing karena ada policy dari pemeintah untuk setiap kita” Stay at home“
Dalam kitab Ibrani 12:28 (TB) mengatakan: Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Ada titik pembedanya orang-orang yang sudah menerima kerajaan yang tidak terguncangkan, sementara mungkin yang lain ada yang “bersungut- sungut” justru kita harus mengucap syukur dan yang paling dahsyat adalah harus tetap melakukan ibadah. “Mengucap syukur dan beribadah saat- saat ada guncangan seperti ini bukanlah pekerjaan yang gampang, tapi justru itulah yang harus dilakukan umat percaya.
Sekalipun memang rada aneh ya, masak saat dinguncang persoalan seperti covid 19 ini malah suruh mengucap syukur dan beribadah”, tandas pria yang aktif dalam pelayanan guru-guru misi ini dan banyak membuka sekolah- sekolah desa lewat kegerakan “rumah kosong”nya, saya pikir itulah pembedanya antara orang yang percaya Yesus dan yang tidak percaya”, tukasnya yakin.
Berbicara mengucap syukur itu bukan automatically, hal tersebut adalah result dari sejauh mana kedekatan hubungan seseorang dengan sumber sukacita dan ucapan syukur itu sendiri yaitu Tuhan Yesus. Di mana ketika terkoneksi pada sumbernya itulah baru bisa meluap ucapan- ucapan syukur (yang muncul bukan hanya waktu acara- acara tertentu saja) .
Kemudian berkenaan dengan ibadah, terlepas dengan cara bagaimanapun, mau live streaming, online dan dimanapun tempatnya, lewat ayat diatas diteguhkan: selama yang dimuliakan dan disembah adalah Tuhan Yesus dan melakukan ibadah dengan hormat dan takut, maka itu sangat bisa dipastikan adalah ibadah yang berkenan dihadapan Allah.
Pertama, kenapa ada kata hormat? jangan juga karena ibadah di rumah sendiri (live streaming dan online), saudara mengikutinya dengan sembarangan dan serampangan, dalam keadaan belum mandi dan masih belekan, itu namanya tidak hormat kepada pribadi yang akan kita sembah dalam ibadah tersebut.
Rapih dan bersih sudah menjadi ethos(ciri khas) waktu anda datang dan hadir dalam kita melakukan ibadah korporat di gedung gereja, jd sekalipun melakukan ibadahnya dirumah sendiri ciri itu harus di pertahankan sekalipun Allah kita bukan Allah yang memandang penampilan dan gila hormat. Penghormatan lewat ciri khas yg baik dengan berpakaian rapi jangan dihilangkan.
Kedua, kenapa ada kata takut? karena saat-saat seperti ini yaitu stay at home, saudara bisa saja melakukan dosa, bayangkan anda pusing mau melakukan apa, karena sepanjang hari di rumah terus, sementara gadget, laptop, wifi lengkap dirumah anda.
Bisa saja dengan alasan mengisi waktu karena boring anda tanpa sadar melakukan dosa, contoh: menonton hal- hal yang seharusnya tidak ditonton, film- film yang bukan meningkatkan iman, mikirkan yang jorok- jorok dsb, justru seharusnya waktu yang bayak di rumah tersebut kita bisa pakai untuk mengerjakan banyak hal- hal yang positif, antara lain bersekutu dalam ibadah pribadi maka saudara akan banyak mendapatkan pewahyuan (apa yang harus dilakukan dengan bisnis, pekerjaan, kehidupan dalam berumah tangga, terutama Tuhan akan bukakan rahasia-rahasia firmanNYA, selain juga mendapatkan kekuatan dan penghiburan, inilah yang menjadi kekuatan ibadah pribadi.
Quote: “Perenungan anda akan mempengaruhi tindakan- tindakan anda dalam keseharian”.
Jadi kalau start dipagi hari baca firman, maka sepanjang hari tindakan anda akan positif dan damai sejahtera, ada kekuatan, kekudusan yang dijaga dsb. Bahkan hati nurani juga akan berfungsi(inilah yang ada dalam Roh) maka yang keluar adalah buah- buah Roh pula.
Gereja bisa ditutup karena, tetapi baitNYA yang sesungguhnya adalah tubuh kita ini tak akan pernah bisa dibatasi dengan apapun untuk selalu beribadah.
Peran Hamba Tuhan;
Diawal berbicara umat Tuhan menyikapi Covid 19 saat jumat Agung dan Paskah yang harus tetap teguh, mengucap syukur dan beribadah. Kemudian apa yang harusnya dilakukan para hamba Tuhan sendiri, Pdt. Royal key speaker for motivational training dan key leadership training ini, menegaskan hindari perdebatan yang menambah suasana menjadi keruh, berbantah-bantahan. justru pada saat- saat seperti ini bukan orang yang jago teologinya yang dibutuhkan, tapi orang yang sadar bahwa dia hamba.
Karena kalau dia sadar maka dia akan melakukan fungsinya sebagai hamba bukan bos. Ingat hamba Tuhan bukan jabatan struktural tapi sebutan untuk fungsional. Maafkan saya, kalau saya boleh sebut, Yesus sendiri saja tanggalkan dan tidak mempertahankan strukturalnya yang adalah Raja, Dia ambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati di kayu salib. tapi lihat dengan fungsionalnya tersebut kepada-NYA dikaruniakan nama di atas segala nama (Filipi 2:5-9/TB), kalau Yesus saja sedemikian seriusnya dengan kehambaanNYA, Trus kita siapa? anda Pertahankan STh, M.Th. Dr anda sehingga tidak mau saling merendahkan hati dan merendahkan diri dihadapannya? masih dipisahkan dengan label denominasi? saya mau berkata jujur, kalau itu yang kita lakukan kita sedang beri sumbangsih kepada iblis yang sesungguhnya adalah sang pemecah belah.
Mari kita rendahkan hati, lewat ayat diatas kita diingatkan bahwa ternyata nama besar tidak selalu didapatkan waktu mengejar yang diatas atau saya sebut ketermukaan, tapi justru waktu kita merendahlah hal itu bisa kita gapai dan dapatkan. Kapan itu? tidak lain waktu kita mewakafkan diri kita menjadi pelayan dan hamba Kristus yang Alkitab katakan “Nazir”. Markus 10:43-44 (TB) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
“Saya memiliki moto dalam sehari-hari ini, marilah kita saling memperhatikan bukan saling mempertentangkan dan marilah kita saling bantu bukan bantah, orang Batak bilang yang kita butuhkan hari- hari ini bukan debat tapi Debata (Tuhan), itulah fungsi kita sebagai hamba Tuhan”, tegasnyahamba Tuhan yang klimis ini .
Sebagai hamba Tuhan dirinya percaya mujizat Tuhan itu masih ada dan selalu tersedia, akan tetapi yang disebut mujizat bukan apa yang saya kehendaki, tapi sesungguhnya apa yang IA kehendaki lewat hidup saya dan saya menerimanya dengan ucapan syukur. Dengan tegas saya katakan bahwa mujizat itu bukan dirinya yang membuat, tapi saya percaya lewat saya Tuhan bisa lakukan mujizat.
Dengan Roh yang ada didalam kita yang lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia ini tentu bukan hanya kalahkan nabi- nabi palsu, dengan iman saya berkata termasuk kalahkan ancaman Covid 19 ini. Sebab Roma 8: 37 berkata: Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
So, lewat media ini saya mengajak saudara- saudara di moment Paskah yang indah ini, mari bangkit dan kobarkan Roh yang ada di dalammu dan jangan takut, Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7/TB).
Jelas…Tuhan Yesus jamin kita, bahkan matipun kita sudah tahu harus kemana dan kabar baiknya, orang yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan terlebih dahulu. 1 Tesalonika 4:13-17 (TB) Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Kembali pada kondisi ini, semestinya kehadiran hamba Tuhan saling menguatkan dan solid. Sesuai dengan motto yang saya yakini yaitu “with the power of unity together we can, yang artinya dengan kekuatan kesatuan bersama-sama kita bisa, termasuk menghadapi virus covid 19 agar kita terbebas dari masalah ini. Jangan lupa ikuti peraturan dari pemerintah yang adalah representasi otoritasnya Tuhan yang ada dalam dunia ini dan ketua- ketua sinode kita.
Hamba Tuhan dalam situasi ini harus bersatu dan jangan saling menjatuhkan, serang dan segala macam. Sebagai hamba Tuhan masa-masa seperti ini yang harus dibangkitkan adalah saling menguatkan, ada penghiburan, sukacita dan damai sejahtera. Mungkin ada teman- teman kita sesama hamba Tuhan yang lagi berdoa berharap Tuhan berkarya lewat mujizatNYA, mungkin mereka kesusahan ekonomi dan makanan. mungkin hal- hal seperti ni yang lebih baik kita data dan bahas daripada saling serang. saudara/i ditunggu untuk dipakai menjadi perpanjangan tangan Tuhan.
Mengenai kepedulian dan bagi kasih
Teman-teman banyak yang bergerak untuk bagi kasih dan peduli bagi orang lain, lewat bagi- bagi makanan. Ini keren dan patut diacungin jempol, salah satu karena keberanian mereka hadapi tantangan keterpaparan.
Bagi kita yang punya berkat lebih jangan stock hanya makanan dirumahmu, mari bagikan, karena Alkitab berkata dalam Roma 14:17 (TB) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. waktu stay at home, stock juga at home yaitu kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.
Karena apa? makanan dan minuman tidak bisa membuat damaisejahtera dan sukacita. Kapan itu bisa kita dapatkan? ketika kita melakukan kebenaran yaitu berbagi dan mengasihi sesama seperti yang dilakukan role model dan Tuhan kita Yaitu Yesus. Saudara belanja seperti orang kalap, menimbun makanan sebanyak mungkin karena kuatir esok ada apa- apa, itu sudah bukti makanan dan minuman tidak menjamin damaisejahtera dan sukacita dan malah bisa sebaliknya bikin anda penyakitan, karena asupan tidak sama dengan yang dikeluarkan lewat aktifitas akan menghasilkan penimbunan dalam tubuh.
Refleksi: Jangan datang kepada Tuhan dan mengatakan masalahku besar, tapi sebaliknya, datangi masalah saudara dan katakan; Tuhanku lebih besar dari pada engkau.
Roma 14:19 (TB) Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.