Jakarta, t3lusur.com-Serangan virus Covid 19 membuat beberapa negara melakukan tindakan lock down, dengan tujuan menutup penyebaran virus yang penyebarannya sangat cepat tersebut. Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri yang belakangan ini termasuk yang terpapar pandemic Covid 19.
Ada beberapa tokoh dan masyarakat meminta bertindak seperti negara Italia dan beberapa negara lainnya yang melakukan lock down.
Menanggapi adanya suara-suara beberapa tokoh dan masyarakat yang menginginkan Presiden Joko Widodo melakukan lock down, Prof. Dr. dr James Tangkudung Ketua umum Forum Komunikasi Kita Pancasila menolak tegas presiden melakukan lock down ketika berjumpa beberapa wartawan yang tergabung di PEWARNA, Sabtu 21/03/20 di Mall Pondoh Indah Jakarta Selatan.
“Saya sebagai warga negara yang baik tentu harus mendukung apa kebijakan pemerintah yang tidak melakukan lock down secara nasional”, terang mantan deputi menteri pemuda dan olahraga ini.
Lebih lanjut James yang juga seorang dokter ini dukungannya kepada pemerintah sebagai bentuk kepatuhan kepada pimpinan dalam hal ini Presiden Joko Widodo yang menolak untuk tidak dilakukan lock down.
Menurut James yang merupakan guru besar UNJ ini pimpinan negara itu kan pilihan Tuhan, karena sudah diadakan pemilihan dan terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden, berarti dengan mengikuti amanat pimpinan dalam hal ini presiden sekaligus juga mengikuti perintah yang kuasa.
Presiden Joko Widodo ini sudah memiliki kapasitas dan punya orang-orang disekitarnya yang dapat dipercaya.
“FKKP mendukung penuh kebijakan presiden sebagai pimpinan negara ini”, tegasnya mantab.
Sebagai dosen pasca sarjana yang berlatang ilmu kesehatan, situasi ini harus dilihat permasalahannya apa dulu, bukankah situasi ancaman pandemic Covid ini menyangkut keselamatan dari serangan musuh yang tak kelihatan yang disebut kuman.
Perbedaannya antara Covid 19 dengan covid-covid sebelumnya prinsipnya sama itu corono, sebagai seorang dokter yang pernah mempelajari virus, virus corona itu sebuah virus yang mempunyai mahkota dengan tanduk-tanduk atau crown atau corona.
Nah tanduk-tanduk inilah yang memiliki infek aktif yang sangat agresif.
Kembali pada pernyataan apakah Indonesia perlu di lock down, menurutnya tidak perlu. Kenapa, persoalan ini masalah manusia, masalah virus yang tak kelihatan. Justru James melihat persoalan ini lebih kepada disiplin nasional. Tentang kedisiplinan nasional seperti telah disampaikan mendiang presiden Soeharto bagaimana kedisiplinan nasional kita ini.
Harusnya hidup sehat dan perilaku sehat , kalaupun lock down tidak harus diberlakukan di seluruh Indonesia. Lock down itu mengunci, seperti China kalaupun melakukan lock down itupun tidak seluruh China, hanya daerah yang red atau merah banget itu yang dilock down.
Mapping itu perlu, seperti apa yang terjadi di pemerintah DKI Jakarta kalaupun sudah merah tentu pemerintah wilayah yang mempunyai tugas.
“Kalau saya gubernur saya perintahkan lurah-lurah dan RT-Rt untuk melaporkan kondisi warganya untuk melakukan mapping bagaimana kondisi warganya”, terang James yang menegaskan bahwa pemerintahan ini pemerintahan sistem.
Di mana sistem ini bisa dipantau, karena yang kita lawan itu virus yang tidak kelihatan tergantung perilaku manusianya, makanya jadi pertanyaan besar apakah suatu negara di tutup.
Tindakan yang benar self lock down artinya isolasi diri, separti apa yang dikatakan WHO yang sebetulnya tidak pernah mengatakan Indonesia harus lock down itu tak pernah tetapi yang benar isolasi diri atau sosial distancing atau jaga jarak.
Self isolasi atau self lock down, jadi tak usah melock down satu negara tetapi cukup self isolasi, menghindari pertemuan-pertemuan orang banyak dan harus ditutup mulai hari Senin.
Semua itu bertujuan agar tidak menularkan ke manusia-manusia lainya.
Tindakan berikutnya adalah edukasi dan seruan seperti adanya penghentian upacara keagamaan. Sekalipun masih ada pihak-pihak tertentu yang tak mengindahkan itu bisa dikatakan tidak disiplin.
Bisa dibayangkan kalau ini dilakukan lock down, bagaimana dengan perekonomian rakyat dan itu pasti tidak siap.
Sekakli lagi yang perlu dilakukan adalah menghentikan penularan yang segitiga itu ada virus ada manusia, hewan dan manusia. Karena virus dari manusia lalu masuk ke hewan ini terjadi mutasi dan kalau masuk ke manusia lainnya akan memiliki dampak yang kuat virus tersebut.
Pemutusan hubungan penularan virus itu yang harus dilakukan bukan lock down secara nasional, pungkas James Tangkudung